Industri konstruksi memiliki karakteristik yang berbeda dari proyek konstruksi satu dengan proyek konstruksi yang lainnya. Karakteristik inilah yang akan berpengaruh kepada progres pekerjaan pelaksanaan di lapangan, maka dari itu dibutuhkan manajemen proyek yang baik agar tercapainya sasaran tujuan proyek tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif komparatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu untuk mencari perbedaan atau perbandingan waktu pelaksanaan pekerjaan proyek ware House PT. Mitra Pack Tangerang dengan menggunakan metode jalur kritis atau CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation Review Technique). Kesimpulan dari pengolahan data di atas diperoleh hasil bahwa menurut perhitungan berdasarkan metode CPM diperoleh waktu pengerjaan proyek selama 245 hari sedangkan hasil berdasarkan perhitungan dengan metode PERT diperoleh waktu pengerjaan proyek selama 236 hari.Kata kunci: Manajemen Proyek, Critical Path Method (CPM), Program Evaluation Review Technique (PERT).
Pada proyek pembangunan “Cluster Duo Talaga Bestari”, yang luas total area pembangunannya sebesar 38.950 m2 dan memiliki kondisi kontur tanah perbukitan, maka perlu dilakukan pekerjaan cut and fill menggunakan alat berat. Alat berat yang digunakan adalah excavator, dump truck vibroroller dann bulldozer, agar memperoleh hasil produksi alat secara optimal perlu dilakukan analisis untuk mengetahui perbandingan jumlah dan kapasitas alat berat yang akan digunakan pada pekerjaan galian tanah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah dan jenis alat yang akan digunakan. Dengan demikian kita dapat merencanakan penggunakan alat dengan tepat dan memperhitungkan biaya yang diperlukan dalam penggunaan alat tersebut. Metode analisis data yang digunakan adalah deskripsi analitis yang terdiri dari Teknik pengumpulan data, sumber data, analisa data, teknik pelaksanaan dan rancangan tugas akhir. Data[1]data yang diambil dari proyek berupa gambar yang akan digunakan untuk menghitung volume galian dan waktu rencana pekerjaan. Kemudian dilakukan perencanaan penggunaan dari masing[1]masing alat dengan kapasitas alat yang berbeda dan dibulatkan menjadi 2 buah kombinasi alatnya. Excavator caterpillar CAT320D produktivitas 62,97 M3/jam biaya perjam Rp. 485,750.00, Dump Truck Dyna SP130 produktivitas 45,96 M3/jam biaya perjam Rp. 405,900.00, Dozer caterpillar Cat D6-D produktivitas 224,02 M3/jam biaya perjam Rp. 485,750.00, Vibro sakai SV512D produktivitas 583,59 M3/jam biaya perjam Rp. 263,900.00. dengan volume galian 48,112 M3 durasi pekerjaan 90 hari kerja. Maka setelah dilakukan perhitungan untuk mencapai penggunaan alat yang ideal setiap hari nya dibutuhkan 2 excavator, 2 dump truck, 1 dozer, 1 vibroroller. Dengan volume 48,112 M3 dengan nilai pekerjaan Rp. 1,181,736,000.00. sehingga untuk biaya satuannya didapat Rp. 37,905.Kata Kunci : Excavator, dump truck, bulldozer, galian, kapasitas, produktivitas.
Penelitian ini membahas mengenai biaya dan waktu dengan menggunakan Earned Value Analysis (EVA) pada proyek pembangunan RS Hermina Kutabumi Tangerang. Proyek RS Hermina Kutabumi Tangerang ini memiliki waktu rencana sekitar 40 minggu (285 hari) dengan rencana anggaran biaya sebesar ± Rp.60.000.000.000,00, dengan adanya batasan waktu dan biaya maka diperlukan pengendalian yang baik dan matang, akan tetapi sebelum dikakukan pengendalian perlu diketahui terlebih dahulu mengenai kinerja proyek yang telah berlangsung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja biaya dan waktu serta estimasi biaya dan waktu pada akhir penyelesaian proyek RS Hermina Kutabumi Tangerang. Metode Earned Value mamadukan unsur biaya dan waktu yang terjadi saat proyek berlangsung. Data yang didapatkan dari proyek antara lain time schedule, Rencana Anggaran Biaya (RAB), laporan bulanan dan biaya aktual, yang kemudian dilakukan analisis biaya, waktu, variasi serta indeks performansi dengan mamaparkan masalah yang muncul pada saat penelitian. Dari hasil analisa diketahui bahwa prakiraan waktu penyelesaian proyek apabila menggunakan perhitungan komulatif, berdasarkan minggu ke-39 adalah 292,01 hari (18 Oktober 2020), sedangkan waktu rencana adalah 285 hari (11 Oktober 2020). Hal ini menunjukkan bahwa waktu penyelesaian lebih lambat 7 hari dari yang direncanakan. Sedangkan apabila kita menggunakan perhitungan tiap minggu, Prakiraan waktu penyelesaian proyek berdasar minggu ke-39 adalah 291,80 hari (18 Oktober 2020), sehingga proyek mengalami keterlambatan 7 hari.Kata kunci: EVA, SPI, ETS, EAS, Perkiraan Waktu, Kurva S
The target of water loss as declared in the National Action Plan program for Drinking Water, until the end of 2015, 18% to 20% should not be more than 20%. Realizing the above, it is necessary to have an appropriate method to control the amount of water loss so as not to exceed the normal limit. One of the factors contributing to the high water loss in PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang is official unbilled consumption, non-physical water loss and physical water loss. PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang is classified as a PDAM which still has a fairly large level of water loss, namely 54,88% in 2019 (BPKP audit source, 2020) One of the efforts to solve this problem. It is necessary to apply the Water Balance Method and form a main water meter area in the distribution network which aims to minimize the difficulty of handling in the event of a disturbance in the flow system in the distribution network and to make it easier maintenance and reduce the level of losses that occur. One housing that has a very high level of water loss is the Cikokol distribution system.Sasaran besarnya kehilangan air seperti dicanangkan dalam program National Action Plan bidang Air Minum, sampai akhir tahun 2015, 18% sd 20% hendaknya tidak lebih dari 20%. Menyadari hal tersebut diatas perlu suatu metode yang tepat untuk mengendalikan besarnya kehilangan air agar tidak melebihi batas kewajaran. Salah satu faktor yang memberikan kontribusi kehilangan air tinggi di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang adalah konsumsi resmi tak berekening, kehilangan air non fisik dan kehilangan air fisik. PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang pada tergolong sebagai PDAM yang masih mempunyai tingkat kehilangan air yang cukup besar yaitu 54,88 % di tahun 2019 (sumber audit BPKP,2020). Salah satu usaha untuk memecahkan permasalahan ini, perlu menerapkan Metode Neraca Airdan membentuk area meter air induk pada jaringan distribusi yang bertujuan untuk meminimalkan kesulitan penanganan apabila terjadi gangguan pada sistem pengaliran di jaringan distribusi serta mempermudah dalam pemeliharaan dan menekan tingkat kehilangan yang terjadi. Salah satu perumahan yang memiliki tingkat kehilangan air yang sangat tinggi adalah sistem distribusi Cikokol
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.