ABSTRAKPada proses belajar di sekolah khususnya Sekolah Dasar (SD), guru mempunyai tugas yang berat karena di SD siswa mengalami banyak perkembangan selain perkembangan fisik. Oleh karena itu guru harus menjadi fasilitator yang baik bagi siswa dalam belajarnya. Banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar di sekolah khususnya siswa jenjang SD. Tentunya peran orang tua sangat penting untuk membimbing dan mengajari anaknya dengan baik di rumah. Banyak kendala yang dihadapi oleh para orang tua dalam membimbing, mengarahkan terutama mengajari anaknya jika ada kesulitan dalam belajar di rumah. Banyak orang tua yang mengeluh karena belum optimal dalam membimbing dan mengarahkan apalagi mengajari anak-anaknya dalam belajar di rumah. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar orang tuanya bermata pencaharian sebagai petani dan mereka harus bekerja ke sawah. Meraka sadar bahwa kurang optimal mengajari anak-anaknya jika mengalami kesulitan dalam belajarnya di rumah. Apa daya mereka juga mengalami keterbatasan biaya untuk mengikutkan anaknya dalam lembaga bimbingan belajar di luar jam sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar. Hal tersebut akan mengakibatkan motivasi belajar anak menurun karena anak tidak bisa mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajarnya. Anak-anak akan malas belajar, mereka menganggap pelajaran tersebut sulit dan tidak perlu dipelajari. Motivasi belajar anak dapat menurun karena kurang bimbingan dan arahan orang tua saat proses belajar di rumah. Perlu adanya bantuan pendampingan bimbingan belajar di rumah bagi anak-anak SD untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Hal itu dilaksanakan sebagai upaya membantu orang tua dalam membimbing dan mengajar anaknya jika ada yang mengalami kesulitan belajar di rumah. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Buruan Tampaksiring. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode ceramah dan diskusi. Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari antausias dan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pendampingan bimbingan belajar. Selain itu siswa juga aktif menjawab soal –soal terkait materi yang diberikan serta mereka juga semangat belajar dan berdiskusi. Mereka tidak segan bertanya jika mereka kurang mengerti terkait materi pelajaran. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang cukup berarti. Kata kunci: pendampingan bimbingan belajar; motivasi belajar. ABSTRACTIn the process of learning in schools, especially elementary schools (SD), teachers have a difficult task because in elementary school students experience many developments besides physical development. Therefore the teacher must be a good facilitator for students in their learning. Many students have difficulty learning at school, especially elementary school students. Of course the role of parents is very important to guide and teach their children well at home. Many obstacles faced by parents in guiding, directing especially teaching their children if there are difficulties in learning at home. Many parents who complain because it is not optimal in guiding and directing especially teaching their children in learning at home. That is because most of his parents earn a living as farmers and they have to work in the fields. They realize that it is not optimal to teach their children if they have difficulty learning at home. What power do they also experience limited costs to include their children in tutoring institutions outside school hours to overcome learning difficulties. This will result in a child's learning motivation decreases because the child can not overcome the difficulties in learning. Children will be lazy to learn, they think the lesson is difficult and does not need to be learned. Children's learning motivation can decrease due to lack of guidance and direction from parents when learning at home. There needs to be assistance in assisting tutoring at home for elementary school children to foster student motivation. This was carried out as an effort to help parents in guiding and teaching their children if anyone had difficulty learning at home. This activity was carried out in Dusun Buruan Tampaksiring. The method used in this activity is the lecture and discussion method. The success of this activity can be seen from the enthusiasm and enthusiasm of students in participating in tutoring activities. In addition, students are also active in answering questions related to the material provided and they are also passionate about learning and discussing. They did not hesitate to ask if they did not understand the subject matter. The implementation of these community service activities went smoothly without significant obstacles. Keywords: tutoring assistance; motivation to learn.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kevalidan buku panduan praktikum IPA terpadu SMP berpendekatan saintifik dengan berorientasi lingkungan sekitar yang telah dikembangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif untuk mengetahui kualitas atau kelayakan buku panduan praktikum. Buku panduan praktikum ini dianalisis kelayakannya melalui validitas isi (content validity) oleh ahli materi, ahli media, dan pendidik. Ahli materi dan ahli media berjumlah masing-masing 2 orang dari dosen prodi pendidikan fisika dan pendidik masing-masing berjumlah 2 orang dari guru SMP. Instrumen yang digunakan adalah berupa angket yang dianalisis menggunakan skala likert. Data didapatkan dari penilaian ahli media, ahli materi, dan guru kemudian akan dijumlahkan dan total skor yang diperoleh dikonversikan menjadi data kualitatif dengan skala lima, yaitu A untuk amat baik, B untuk baik, C untuk cukup baik , D untuk kurang baik dan E untuk kurang baik sekali. Hasil validitas isi menunjukkan bahwa buku panduan praktikum ini layak untuk digunakan dalam penelitian dengan nilai A(amat baik) dari ahli materi, nilai A(amat baik) dari ahli media dan nilai B (baik) dari pendidik.
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterpakaian produk yang dikembangkan dalam hal ini panduan praktikum IPA sederhana SD berorientasikan lingkungan sekitar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Panduan praktikum menjadi subyek dalam penelitian dan kepraktisan dari panduan praktikum yang dirancang sebagai objek penelitian. Pada penelitian ini tingkat kepraktisan diukur dengan menggunakan angket yang diberikan kepada siswa untuk melihat tanggapan siswa dalam penggunaan panduan praktikum. Data dianalisis menggunakan skala likert untuk menganalisis tingkat kepraktisan produk. Skala likert adalah skala yang memiliki gradulasi penilaian, yaitu sangat baik (5), baik (4), kurang baik (3), tidak baik (2) dan sangat tidak baik (1). Data kepraktisan yang telah diisi melalui angket dan kemudian dijumlahkan. Total skor yang sudah diperoleh dikonversikan menjadi data kualitatif dengan skala lima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah teruji kepraktisan dari praktikum IPA sederhana SD berorientasikan lingkungan sekitar. Di mana skor dengan kriteria sangat praktis berjumlah 3 orang dengan persentase 8%, kriteria cukup praktis berjumlah 2 orang dengan persentase 6% dan kriteria praktis berjumlah 30 orang dengan persentase 86%. Keseluruhan skor rata-rata kepraktisan panduan praktikum adalah 25 dan memilki kriteria praktis..Kata kunci: kepraktisan; panduan praktikum; lingkungan sekitar ABSTRACTThis study aims to determine the usability level of the product developed in this case a simple natural science practical guide for elementary school oriented environment. This type of research is a descriptive study. The practicum guide is the subject of research and the practicality of the practicum guide which is designed as an object of research. In this study, the level of practicality was measured using a questionnaire given to students to see student responses after using the practicum guide. The data were analyzed using a Likert scale to analyze the practicality of the product. The Likert scale is a scale that has a gradation of ratings, namely very good (5), good (4), not good (3), not good (2) and very bad (1). Practicality data that has been filled in through a questionnaire and then added up. The total score that has been obtained is converted into qualitative data on a scale of five. The results showed that the practicality of a simple natural science practicum elementary school oriented environment has been tested. Where the score with very practical criteria amounted to 3 people with a percentage of 8%, the criteria were quite practical amounting to 2 people with a percentage of 6% and the practical criteria were 30 people with a percentage of 86%. The overall practicality average score of the practicum guide is 25 and has practical criteria. Keywords: practicality; practical guide; environment
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru terhadap panduan praktikum IPA. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan Guru kelas 2 dan kelas 3 SD Negeri 4 Abuan berjumlah masing-masing satu orang sebagai subjek penelitian dan analisis kebutuhan terhadap panduan praktikum IPA sebagai objek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara untuk guru. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa guru jarang mengajak siswa untuk praktikum dikarenakan tidak mempunyai panduan khusus praktikum serta alat dan bahan untuk praktikum juga terbatas. Praktikum dalam 2 semester untuk kelas 2 hanya 4-5 kali dan untuk kelas 3 hanya 6-7 kali. Materi yang dipraktikumkan adalah materi sederhana yang alat dan bahannya bisa didapat di lingkungan sekitar seperti mengamati ciri-ciri makhluk hidup dan sumber energi. Guru di SD Negeri 4 Abuan sangat memerlukan panduan khusus untuk praktikum sehingga mempunyai pedoman dalam melaksanakan kegiatan praktikum IPA.
<p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong><em></em></p><p class="PreformattedText"><em>Science has great benefits in the technological development and human welfare. Besides that, every day and around us we are always exposed to scientific phenomena. Therefore, the concept of science should be instilled in children from early childhood, moreover that is the golden age where children are experiencing optimal development. Learning science can be done using the concept of the four pillars of education, namely learn to know, learn to do, learn to be and learn to live together. The application of the concept of the four pillars of education is carried out specifically and adapts to the concept of science and does not ignore the character of early childhood. The role of parents and teachers in science learning for early childhood is as a learning resource, learning planner, motivator, facilitator and evaluator.</em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.