Mahasiwa calon guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar yang diperoleh melalui program pengajaran dan pelatihan di kampus maupun praktik lapangan di sekolah. Penelitian bertujuan mencari hubungan antara kesiapan mengajar dan pelaksanaan pengalaman praktik lapangan dengan keterampilan dasar mengajar mahasiwa. Penelitian ex post facto dengan desain korelasi, variabel (X1) kesiapan mengajar dan (X2) pelaksanaan pengalaman lapangan (PPL) dan keterampilan dasar mengajar (Y). Sampel adalah mahasiswa program studi pendidikan biologi yang melaksanakan PPL berjumlah 26 orang. Pengumpulan data menggunakan angket, data dianalisis dengan statistik inferensial berbantuan SPSS. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan nilai sig = 0,003 lebih kecil dari a = 0,05 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan mengajar dengan keterampilan mengajar mahasiswa PPL, dengan koefisien hubungan sedang. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai sig = 0,005 lebih kecil dari a = 0,05 Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara proses pelaksanaan PPL dengan keterampilan dasar mengajar, kooefesien hubungan sedang. hipotesis ketiga menunjukkan nilai sig. F Perubahan 0,002 lebih kecil dari nilai a = 0,05 Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan mengajar dengan proses pelaksanaan PPL dengan keterampilan dasar mengajar mahasiswa PPL. Semakin baik kesiapan mengajar mahasiswa dalam pelaksanaan PPL maka akan semakin meningkat keterampilan dasar mengajarnya.
Abstrak Air merupakan bahan yang sangat vital yang tidak terpisahkan dari kehidupan mahkluk hidup di muka bumi ini.Segi kualitas, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai air bersih yaitu parameter fisik ,kimia dan biologi.Salah satu mata air yang penggunaannya sangat vital bagi masyarakat Sumba Tengah adalah mata air Waipadda. Tujuan dari penelitian iniuntuk mengujikualitas mata air Waipada di desa Anajiaka kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat kabupaten Sumba Tengah dengan berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan membandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan nilai baku mutu PP No. 82 Tahun 2001.Berdasarkan hasil penelitian pada Mata Air Waipadda diperoleh uji kualitas air padaSuhu (23ºC),TDS (215mg/L),TSS (0,0014 mg/L),pH (7,40 mg/L), DO (5,12mg/L), BOD (1,65mg/L),besi (0,02 mg/L),nitrit (0,008 mg/L),nitrat (1,2 mg/L),sianida (0,009 mg/L), Klorin (0,01 mg/L), mangan (0,043 mg/L), sulfat (1 mg/L), dan uji total coliform(<1,8 jlm/100 ml) memenuhi standar batas baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu dikategorikan sebagai kelas I. Namun kadar (Tembaga 0,28 mg/L (0,02 mg/L) dan Phospat 0,27 mg/L (0,2 mg/L) melebihi standar baku mutu yang ditetapkan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya irigasi (pertanian), pembusukan daun, dan aktivitas alam seperti erosi, pelapukan bebatuan/pengikisan batuan dan intensitas cahaya yang diterima oleh badan air rendah (kenaikan suhu).
ABSTRAKCamplong terletak di Kabupaten Kupang dan memiliki hutan wisata yang dikenal dengan nama Taman Wisata Alam Camplong yang berada di hutan Camplong, Desa Camplong, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Untuk mengetahui kadar pencemaran udara di daerah ini maka akan diamati perkembangan dan jenis Lumut Kerak (lichen). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan teknik survei. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, dilanjutkan dengan identifikasi spesimen secara morfologi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membuat 15 plot dari tiga stasiun. Tiap stasiun yang dibuat memiliki jarak 50 meter dihitung dari jalan menuju masing masing plot pengamatan dengan ukuran masing-masing plot sama yaitu 10x10 meter. Analisis data dilakukan dengan membagikan data berdasarkan kategorinya yakni Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener, Indeks Kemerataan, dan Indeks Kelimpahan Lumut Kerak. Dari hasil penelitian didapatkan tujuh jenis lichen dengan nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener 0,72, Indeks Kemerataan 0,85, dan Indeks Kelimpahan Lumut kerak tertinggi 30,8.
Sea star is an invertebrate animal that is included in the phylum Echinoderms from the Asteroidea class. Radial symmetry is shaped and generally has five or more arms and does not have a frame that helps movement. This study aims to determine the diversity of sea star (Asteroidea) in Lamalaka Beach, Ile Boleng District, East Flores Regency.This research will be conducted in July-August 2019, the location of the study is on the Lamalaka coast, Ile Boleng District, East Flores Regency.The method used is a survey method, based on the presence of Asteroidea species that are considered to represent the area. The steps in data collection are field survey, observation, identifying species in each plot, observing and recording their marphological characteristics.Sampling uses the technique of determining the location of sampling using Area sampling. To identify based on Human and Deloach identification guidelines, 2010. Analysis of the data used in this research is quantitative descriptive and the composition of Asteroidea species can be stated based on visual observations calculating species density, relative density, and dominance index, diversity.Based on the results of the study, found 4 species of Asteroidea, namely Protoreaster nodulosus, Linckia laevigata, Echinaster luzonicus, Astropecten polyacanthus. The highest species density calculation results were found in P. nodulosus species with a value of 0.78 ind / m2. while the lowest species density was found in L.laevigata species with a value of 0.63 ind / m2. The highest relative density was found in P. nodulosus species with a value of 27.64%, and the lowest relative density found in L.laevigata species with a value of 22.35 %. The index of starfish species dominance in Lamalaka Beach, obtained a value of D <0.5, indicates that there are no species that dominate in Lamalaka Beach. The existence of starfish in Lamalaka Beach, Ile Boleng District, East Flores Regency needs to be preserved. One form of effort to preserve it is to conduct monitoring with routine monitoring to monitor the condition of the sea star population in these waters. Besides that, it is also necessary to increase the utilization of sea stars as one of the natural tourism objects and as an Ecoedutourism tourism object. Thus, the presence of starfish will be felt by the wider community so that awareness to maintain the existence of starfish will be increased.
FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN SEMAI KABESAK (Acacia leucophloea Roxb. Willd.) DI HUTAN TROPIS GUGUR DAUN PULAU TIMOR (Factors causing the death of Kabesak (Acacia leucophloea Roxb. Willd.) seedlings in the monsoon tropical forest of Timor Island
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.