Koya Barat village is one of the areas in Jayapura City which has high incidence of malaria. Malaria cases in this region are affected by local conditions, including the climate and environment of aquatic habitats.The purpose of this study was to analyze the effect of climatic factors and habitat characteristics on Anopheleslarval density in Koya Barat village. The method used is field observation with descriptive and statistical analysis approach.The results showed that there are four parameters that significantly affect on larval density, namely rainfall, air temperature, water temperature and salinity. The relationship between rainfall with the larval density in freshwater permanent habitat is negative linear. While in brackish water permanent habitat and semi permanent habitat is non-linear (2nd order polynomial). The relationship between air temperature, water temperature and salinity with the larval density in freshwater habitat are positive linear, while in brackish water habitat and semi permanent habitat are negative linear.
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kota Jayapura. Penyakit ini tersebar pada semua wilayah dengan jumlah kasus yang bervariasi. Peningkatan penularan penyakit malaria dipengaruhi oleh kondisi lokal, termasuk curah hujan, karakteristik habitat dan sebaran habitat larva. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik habitat dan pengaruh curah hujan terhadap sebaran habitat positif larva nyamuk Anopheles spp. di Distrik Heram Kota Jayapura. Metode yang digunakan merupakan observasi lapangan dengan pendekatan analisis deskriptif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 jenis habitat perkembangbiakan nyamuk Anopheles spp. di Distrik Heram, yaitu kobakan, kubangan, parit, kolam, kali dan bekas tapak ban. Habitat tersebut ditemukan di Kelurahan Waena dan Yabansai. Luas habitat larva berkisar antar 0.04-28 m2, kedalaman air 5-115 cm, suhu air 26.7-3.7 OC dan pH air 6.7-7.7. Sebaran habitat positif larva signifikan dipengaruhi oleh curah hujan yaitu kubangan (p=0.000; r=0.69), kobakan (p=0.000; r=0.87), parit (p=0,000; r=0.57), bekas tapak ban (p=0.047; r=0.34), kolam (p=0.000, r=0.57) dan kali (p=0.007; r=0.46) dengan koefisien determinan berkisar antara 0.11-0.77. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa curah hujan mempengaruhi sebaran habitat positif larva nyamuk Anopheles spp. di distrik Heram.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia khususnya di Kalimantan menjadi ancaman bagi pembangunan berkelanjutan karena efeknya secara langsung bagi ekosistem, berkontribusi pada peningkatan emisi karbon dan berdampak pada keanekaragaman hayati. Karhutla dipengaruhi oleh faktor alami dan faktor antropogenik oleh aktivitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh faktor alami dan antropogenik secara terpisah terhadap luas kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan. Pengaruh faktor alami dan antropogenik terhadap luas karhutla dianalisis dari data luaran model CMIP5 dengan teknik statistik Random Forests. Penelitian menggunakan data iklim dan data indeks karhutla. Data iklim terdiri dari variabel kelembaban relatif permukaan, suhu udara permukaan, dan curah hujan yang diperoleh dari luaran model MRI-CGCM3 CMIP5. Data indeks karhutla di Kalimantan diperoleh dari data Global Fire Emissions Database (GFED). Hasil analisis pada periode data tahun 1997 sampai dengan 2005 memperlihatkan karhutla terluas di Kalimantan terjadi pada tahun 1997 dan 2002. Variasi musiman historis luas karhutla di Kalimantan menunjukkan peningkatan pada bulan Juni, mencapai puncaknya pada bulan September dan mulai berkurang pada bulan November. Pada bulan Juni hingga Juli, faktor antropogenik bernilai positif yang berarti mengurangi kejadian kebakaran, sedangkan pada bulan Agustus hingga Oktober faktor antropogenik bernilai negatif, menyebabkan lebih banyak peristiwa karhutla.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.