It is very important to instill character education from an early age. Strengthening character education can be done in various ways. One of the media in the formation of a child's character is Tamsisku. Tamsisku which means Taman Sinau Kulon Progo Students is a place for tutoring for elementary and junior high school children in Kulon Progo Regency, Yogyakarta. This study aims to explain the concept built through Tamsisku in the formation of children's values and character with the perspective of the philosophy of progressivism education. The method used in this research is descriptive qualitative research. Data were obtained through interviews with teachers or mentors, parents, and students at Tamsisku. Analysis of the qualitative data was carried out using philosophical methods, including: induction and deduction, description and reflection. The results of this study indicate that from the tutoring program implemented in Tamsisku there are religious, disciplined, honest, creative, friendly, and environmental values that can be internalized to students as an effort to form character.Keywords: character education, philosophy of progressivism, self-paced learning AbstrakPendidikan karakter sangat penting ditanamkan sejak dini. Penguatan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu media dalam pembentukan karakter seorang anak adalah Tamsisku. Tamsisku yang berarti Taman Sinau Siswa Kulon Progo ini merupakan tempat bimbingan belajar bagi anak-anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep yang dibangun melalui Tamsisku dalam pembentukan nilai dan karakter anak dengan perspektif filsafat pendidikan progresivisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penelitian deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara dengan pengajar atau mentor, orangtua murid, dan murid di Tamsisku. Analisis terhadap data kualitatif tersebut dilakukan dengan menggunakan metode filosofis, antara lain: induksi dan deduksi, deskripsi dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari program bimbingan belajar yang diterapkan di Tamsisku terdapat nilai religius, disiplin, jujur, kreatif, bersahabat, dan peduli lingkungan yang dapat diinternalisasikan kepada peserta didik sebagai upaya untuk membentuk karakter.Kata kunci: pendidikan karakter, filsafat progresivisme, self paced learning
Masyarakat adat merupakan salah satu kelompok masyarakat yang masih kuat menjaga sistem nilai tradisional dalam berbagai aspek kehidupan. Hal tersebut menjadikan masyarakat adat memiliki kekhasan nilai –nilai budaya. Salah satu kekhasan tersebut dapat ditemukan di masyarakat adat Kete’Kesu’ Toraja Utara dalam keragaman permainan rakyat. Permainan rakyat lahir dari upacara ritual masyarakat adat sebagai upaya penanaman karakter bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginventarisasi permainan rakyat yang ada di masyarakat adat Kete’ Kesu’ untuk selanjutnya dicari makna nilai yang terkandung dalam permainan rakyat tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan dan melakukan wawancara tokoh adat dan anggota masyarakat Kete’Kesu’. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan paradigma teori fungsionalisme Bronislaw Malinowski. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya sejumlah permainan rakyat di Kete’ Kesu’ yakni Kalungkung tedong, Mapasilaga tedong, Ma’Timba, Palok’, dan Pali’. Adapun makna dari permainan rakyat yang ada di masyarakat adat Ke’te’ Kesu’ tersebut dapat digunakan untuk penguatan nilai-nilai karakter di masyarakat.Kata Kunci: Masyarakat Adat, Permainan Rakyat Kete’Kesu’, Teori Fungsionalisme Malinoswki
This research aims to help the community in the Pangandaran region solve problems to developing and promoting cultural tourism based on local wisdom as well as nature tourism. This place of community service is located at SMA N 1 Pangandaran as well as Batu Kalde site in Babakan village, Pangandaran District, Pangandaran Regency, West Java. The students involved are grade X and XI students. The problem in Pangandaran tourism is the focus on natural attractions in the form of beaches, whereas many cultural sites are found in Pangandaran such as batu kalde, Goa Jepang, Lingga Kencana, and others. This is compounded by most students do not yet know the existence of such cultural sites. The purpose of this community service is to help introduce cultural tourism in Pangandaran by providing some tourism branding solutions to facilitate tourism promotion. The cultural tourism promotion solution provided is to introduce several cultural sites, provide documenting materials in the form of photos and videos and provide editing training using gadgets owned to further create branding or tourism icons as a medium of promotion of cultural tourism in Pangandaran. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam kegiatan pengabdian keapda masyarakat supaya membantu masyarakat di wilayah Pangandaran memecahkan masalah berkaitan kepariwisataan supaya di samping mengembangkan dan mempromosikan wisata alam, dikembangkan juga wisata budaya berdasarkan kearifan lokal. Tempat kegiatan pengabdian masyarakat ini berada di SMA N 1 Pangandaran serta situs kepurbakalan Batu Kalde di desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Siswa yang dilibatkan adalah siswa kelas X dan XI. Permasalahan di pariwisata Pangandaran adalah terfokusnya pada objek wisata alam berupa pantai, padahal banyak situs budaya yang terdapat di Pangandaran seperti situs Batu kalde, Goa Jepang, Lingga Kencana, dan lain-lain. Hal ini diperparah dengan Sebagian besar siswa belum tau keberadaan situs budaya tersebut. Tujuan diadakan pengabdian masyarakat ini adalah membantu memperkenalkan wisata budaya di Pangandaran dengan memberikan beberapa solusi branding kepariwisataan untuk mempermudah dalam hal promosi wisata. Solusi promosi wisata budaya yang diberikan yaitu dengan mengenalkan beberapa wisata budaya, memberikan materi pendokumentasian baik berupa foto dan video serta memberikan pelatihan edit menggunakan gadget yang dimiliki untuk selanjutnya membuat branding atau ikon pariwisata sebagai media promosi pariwisata budaya di Pangandaran.
Masyarakat Kampung Naga merupakan contoh masyarakat adat yang senantiasa menjalin hubungan harmonis antar manusia, alam, dan leluhur. Keharmonisan akan trilogi kehidupan (manusia, alam, dan leluhur) tercermin dalam konsep pembagian kawasan Kampung Naga menjadi tiga kawasan yakni kawasan suci, kawasan bersih, dan kawasan kotor. Tulisan ini merupakan tulisan kualitatif deskriptif.Subjek penelitian adalah anggota masyarakat Kampung Naga yang masih memegang teguh adat istiadat. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposeful. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Eco-philosophy terlihat ada hubungan yang mendasar pada manusia berkaitan dengan alam di Kampung Naga. Manusia merupakan pusat dari ketiga kawasan ini karena manusia sebagai penggerak sekaligus penjaga keharmonisan. Kebersihan dijadikan sarana relasi antar ketiga kawasan dan lebih dari itu, kebersihan menjadi pusat relasi manusia bahkan sebagai amanah yang senantiasa diturunkan ke generasi selanjutnya.
<p><strong>Strategi <em>Coping</em> dalam Film “Free Guy” untuk Pengembangan Karakter Diri</strong><strong>.</strong> Perkembangan teknologi yang pesat mampu mempengaruhi aktivitas manusia. Teknologi mampu mendorong manusia untuk tetap beradaptasi pada segala kondisi, hal tersebut tercermin pada film berjudul <em>Free Guy. </em>Film <em>Free Guy</em> representasi dari realita yang terjadi saat ini, mengingat teknologi dijadikan budaya baru yang berdampak besar terhadap aktivitas dan pola pikir manusia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur kepustakaan dan analisis film. Sumber data primer dari film berjudul Free Guy. Analisis menggunakan deskriptif kualitatif meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Penelitian ini menghasilkan cerminan penceritaan dalam film layaknya fenomena tekanan yang dihadapi manusia pada kehidupan nyata<em>.</em> Pengalaman dan tantangan yang dihadapi tokoh film Free Guy dapat dijadikan contoh bagaimana membangun karakter melalui strategi <em>coping</em> yang dilakukan.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.