Penelitian tentang identifikasi lapisan lapuk bawah permukaan menggunakan seismik refraksi telah dilakukan di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon kecepatan gelombang seismik refraksi pada lapisan bawah permukaan dan ketebalan lapisan lapuk dengan menggunakan metode waktu tunda yang merupakan bagian dari metode seismik refraksi. Penelitian ini dilakukan pada 4 lintasan yang berbeda dengan menggunakan 24 buah geophone pada setiap lintasan. Pada lintasan 1,2,3 dan 4 diperoleh kecepatan rata-rata perambatan gelombang secara berturut-turut 1.177 - 2.388 m/s, 690 - 890 m/s, 1.550 - 2.220 m/s dan 1.396 - 2.075 m/s. Penentuan struktur batuan diklasifikasikan dengan kecepatan gelombang P pada berbagai batuan sedimen serta melihat kondisi geologi wilayah penelitian. Struktur lapisan bawah permukaanpada setiap lintasan memiliki 3 batuan penyusun, dimana lapisan pada bawah permukaannya didominasi oleh batuan alluvium, pasir tersaturasi, tanah liat, lapuk berlapis atau sedimen yang tidak terkonsolidasi, dan kerikil tersaturasi. Berdasarkan jenis lapisan batuan tersebut, maka daerah ini diduga mengalami pelapukan pada bawah permukannya.
Penelitian Estimasi Kecepatan Gelombang Geser Bawah Permukaan Pada Lapisan Dangkal telah dilakukan menggunakan data mikrotremor di Daerah Mamboro Kecamatan Palu Utara Kota Palu. Tujuan penelitian untuk menganalisis kecepatan penjalaran gelombang geser lapisan batuan hingga kedalaman 30 m dan mengetahui tipe dan profil jenis lapisan batuan Daerah Mamboro. Pengambilan data dilakukan pada lintasan yang berbeda yaitu lintasan-1 yang berada disekitar terminal Mamboro, lintasan-2 berada disekitar tempat penampungan ikan dan lintasan-3 berada di lapangan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mamboro. Metode pengambilan data menggunakan Microtremor Array Measurements (MAM) dan metode pengolahan data menggunakan Multi Analysis of Surface Wave (MASW) dengan menggunakan software Surface Wave Analysis Wizard dan software WaveEq dari Geometris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga lintasan tersebut tergolong dalam tipe batuan yang sama yaitu tipe D yang berjenis tanah sedang dengan nilai Vs30 berturut-turut sebesar 243,1 m/s, 243,7 m/s dan 231,1 m/s. Hasil dari hubungan kecepatan gelombang geser terhadap lintasan bawah permukaan pada daerah penelitian tersusun atas pasir tidak tersaturasi, alluvium dan lempung, sehingga daerah penelitian rentan terhadap kerusakan akibat gempa.
Kata Kunci: Gelombang geser, mikrotremor, jenis batuan.
ABSTRAK Penelitian dengan metode refraksi mikrotremor (REMI) telah dilakukan di Kecamatan Palu Selatan, Kecamatan Palu Barat dan Kecamatan Palu Timur dengan merekam penjalaran gelombang yang terjadi di bawah permukaan. Adapun tujuan dari penelitan ini menggunakan variasi kecepatan rambat gelombang melalui metode refraksi mikrotremor (REMI). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan 2 program yaitu menggunakan program Surface Wave Analysis Wizard dan program Waveq. Hasil penelitian ini dilakukan di 3 lokasi yang berbeda. Lokasi pertama berada pada kawasan lapangan Kawatuna Kecamatan Palu Selatan dengan nilai kecepatan gelombang geser 282,0 m/s dan nilai periode dominan 0,42 s sehingga termasuk dalam klasifikasi jenis tanah IV. Lokasi kedua berada kawasan Masjid Agung Kecamatan Palu Barat dengam nilai kecepatan gelombang geser 215,0 m/s dan nilai periode dominan 0,55 s sehingga termasuk dalam klasifikasi jenis tanah IV. Lokasi ketiga berada di kawasan Mapolda Sulteng Kecamatan Palu Timur dengan nilai kecepatan gelombang geser 327,4 m/s dan nilai periode dominan 0,36 s sehingga termasuk dalam klasifikasi jenis tanah III.
Kata Kunci: Refraksi Mikrotremor (ReMi), Kecapatan gelombang geser, Periode dominan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.