One of the miracles of the Qur'an is believed to influence the human's mental health, particularly to those who can memorize it. The Huffazh (Quranic Tahfidz) has been discussed in many verses, but only recently that scientific investigation gauged this issue, resulted in tremendous efforts to implant it among Muslim communities. The current study seeks to uncover the contribution of Quranic Tahfidz to mental health. Eight hundred and twenty-eight students studying Islamic Studies in the Faculty of Islamic Education and Teacher Training were interviewed, observed, and given questionnaires to find out their level of tahfidz and mental health. The findings revealed among other things that 62.5 percents of the respondents were the huffadz for 1 to 5 juz. The huffazh in 6 to 10 Juz constituted 7.5 percents, and there were only 10 huffazhs who memorized up to 10 Juz.
Rahmah el-Yunusiyah adalah seorang tokoh pembaharuan pendidikan bagi kaum perempuan yang telah mendirikan sekolah khusus bagi perempuan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi di kota Padang Panjang Sumatera Barat. Sekolah ini didirikan karena beliau sangat menyadari betapa besar peran perempuan yaitu sebagai tiang Negara yang memiliki andil besar dalam menentukan masa depan sebuah bangsa. Hal ini disebabkan perempuan akan menjadi seorang ibu yang merupakan madrasah al uula bagi anak-anaknya kelak. Maka kontribusinya dalam memperjuangkan dan mewujudkan pendidikan bagi perempuan tidak ternantahkan lagi. Hal ini terbukti dengan gelar Syaikhah yang beliau terima dari Universitas al-Azhar Cairo. Keberhasilan Rahmah dalam mengelola Perguruan Diniyyah Puteri ini menarik perhatian Rektor Universitas Al-Azhar Cairo, Mesir, yang 1955 mengadakan kunjungan khusus ke perguruan ini. Ia mengadopsi sistem pendidikan Diniyyah Puteri ini untuk diterapkan di Universitas Al-Azhar, yang saat itu, belum memiliki lembaga pendidikan khusus untuk perempuan. Tidak lama setelah itu berdirilah Kulliyat al-Banat, sebagai bagian dari Universitas al-Azhar Cairo
This paper will discuss issues around the origins and the growth of pesantren on colonial and independence period in Indonesia. The method is literature research. Pesantren is the institutions of Islamic education in Indonesia. Pesantren was formed on the influence of India, Arab and Indonesian traditions. In 19th-century pesantren functions as an educational institution. On the colonial period, there are many policy which are obviously a blow to the growth of pesantren. But pesantren was still able to survive. Even around the years 1930, the development of pesantren precisely very rapidly. If around the year 1920-an old pesantren only has about 200 people santri, then in the 1930-an great pesantren has more than 1500 students. After that, the dominance of pesantren in education began to decline drastically after the year 1950. From Pesantren has been born many nation leaders as well as community leaders. As a religious institution, Pesantren also has its own distinctive characteristics and different from other educational institutions. The existence of pesantren such as it is now has experienced many developments and changes in the life of Pesantren. So, in this case, the Pesantren not only serves as a social institution and broadcasting religion but also as an Islamic educational institution.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data observasi yang menunjukan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam masih sangat rendah. Untuk hal itu,maka peneliti melakukan tindakan kelas untuk melihat sejauh mana kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan dan mengukur hasil belajar peserta didik. Tujuan yang nantinya akan dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1) Penggunaan reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik,2) Mengukur hasil belajar peserta didik dengan menggunakan reward,3) Mengetahui hasil sejauh mana peserta didik memahami materi yang telah diajarkan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus,dan masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan,pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar awal siswa kelas VII MTsS Al-Hidayah Lubuk Bonta untuk materi Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat bagi Alam semesta menunjukan sebanyak 10 siswa yang tuntas atau jika diparsentasekan sebanyak 50% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 orang dengan parsentase sebanyak 50% dengan rata-rata yang didapatkan yaitu 67,45 untuk siklus pertama. Dengan nilai tertinggi berjumlah 2 orang yang mendapatkan nilai 89. Sementara untuk siswa yang mendapatkan nilai dibawah 50 yaitu sebanyak 2 orang. Dan untuk siklus kedua yakni 20 siswa,diperoleh sebanyak 17 siswa yang tuntas atau jika diparsentasekan sebanyak 85% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang dengan parsentase sebanyak 15% dengan rata-rata yang didapatkan yaitu rata-rata yang diperoleh dan ketuntasan 81 . Dengan nilai tertinggi berjumlah empat orang dengan mendapatkan nilai diatas 90. Untuk siswa yang mendapatkan nilai dibawah 50 berjumlah 0 siswa. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dalam penggunaan reward dan punishment. Dan hasil belajar peserta didik dalam bab Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat bagi Alam semesta dikelas VII MTsS Al-Hidayah Lubuk Bonta.
This paper aims to compare Islamic Educational and Colonial Education Institution in Westkust Sumatra from a historical perspective. It used the historical method by examining the literature on Islamic Education and Colonial Education in Westkust Sumatra. In the early 20th century, traditional Islamic educational institutions renewed themselves along with the renewal of Islam itself. Among them are Adabiyah School, Diniyah School, and Sumatra Thawalib. It's the strategy to compete with Colonial Educational Institutions which were considered as symbols of modern education. Islamic Education Institutions use different methods and curriculum from Colonial Education Institution. Islamic Educational Institutions use traditional method was called "halaqah" while Colonial Educational Institutions use modern method with table and chair. Although both of them are different, they were playing a major role in shaping the thinking of the indigenous and forming elite in Westkust Sumatra.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.