Guru memiliki peran utama untuk memposisikan kedudukannya sebagai tenaga pendidik yang profesional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru sebagai contextual idol dalam membina dan mengembangkan karakter peserta didik. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan studi pustaka (library research) melalui sumber pustaka yang berhubungan dengan variabel penelitian serta sumber literatur lainnya. Kemudian dianalisis dan disajikan hasil temuan data secara objektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Undang-Undang guru dengan tegas mensyaratkan seorang guru harus mempunyai kepribadian atau karakter baik, harus menguasai materi pelajaran yang diampu, harus bisa melaksanakan pembelajaran dan harus bermasyarakat. Adapun peran guru sebagai contextual idol dalam membina dan mengembangkan karakter peserta didik yaitu: Guru harus mempuyai karakter baik dan mampu menanamkannya, memiliki keterampilan asertif dan menyimak, mempunyai perasaan senang belajar, mengajar dengan tulus, ikhlas, dan penuh kasih sayang, menanamkan empat kata ajaib yaitu maaf, tolong, permisi, dan terimakasih, menyelengarakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan ini, peserta didik dapat mengidolakan gurunya sendiri sebagai contextual idol.
This study aims to find out how the problem of online learning experienced by students in human resource management (HRM). This type of research is descriptive qualitative research where the samples used are 10 students of MPI State Islamic University Sunan Kalijaga Yogyakarta. Data collection techniques use primary data sources obtained through interviews and secondary data sources obtained through online media. Data analysis is by data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing. The results showed that in the implementation of online learning, human resource management lectures (HRM) are conducted using mobile phones or laptops through zoom meeting applications and WhatsApp groups. Problems experienced during the lecture process are constrained related to the unstable network and lack of enthusiasm of students in discussions during lecture activities. This is the basis of problematika that makes online learning less conducive and effective. To overcome these problems, educators or lecturers can create interesting and innovative learning innovations, so that learning can run well in accordance with the goals to be achieved.
In this article, the author will review the opportunities for madrasah as Islamic educational institutions in facing modernization, as well as what learning methods are appropriate to use in learning. The term "digital madrasa" can become a bridge for a madrasah to be ready to face the era of globalization. This study uses a library research method, namely research conducted using library research, which can be in the form of books, notes, or reports of previous research results. The results of the study showed that a digital madrasah is a madrasah that organizes education management using digital applications. The application of ICT is not only in the realm of learning but also in the realm of madrasah governance, evaluation, and educational environments that are aware of the use of technology. Learning to use e-learning has become a must if you want to create a digital-based school. Synchronous approach, asynchronous blended learning is an approach that can be chosen in digital learning.
Penelitian ini dilakukan sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran dan penilaian dalam pembelajaran di sekolah dasar pada tema sehat itu penting. Soal-soal yang digunakan oleh guru hendaknya diuji kelayakannya terlebih dahulu untuk mengetahui masing-masing butir soal dapat digunakan untuk mengukur kompetensi yang akan diukur. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah soal pilihan ganda pada tema sehat itu penting. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan 92% soal berkategori valid dan 8% soal berkategori tidak valid, tingkat reliabilitas tinggi dengan R1 sebesar 0.83, tingkat kesukaran soal dengan presentase sebesar 0%. soal berkategori sedang dengan presentase 12%, soal kategori mudah dengan presentase 88%. Pada tingkat daya beda terdapat 36% atau sebanyak 9 soal berkategori daya pembeda baik, 48% atau sebanyak 12 soal berkategori sedang dan 16% atau sebanyak 4 soal berkategori Buruk. Sedangkan analisis fungsi pengecoh menunjukkan 16% pengecoh soal berfungsi dengan baik yang terdapat pada 4 butir soal dan 84% pengecoh soal yang tidak berfungsi yang tersebar pada 21 butir soal.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.