Employees who are engaged will give the best performance and do things related to the job optimally in order to achieve the goals of the institution. This study aims to analyze the influence of employee engagement on the performance of employees of the Directorate of Information Systems and Digital Transformation (DSITD) of IPB University. The research method used is quantitative research method, using descriptive statistik analysis and multiple linear regression analysis. The results of the study can be concluded that the state of employee engagement and employee performance in DSITD IPB is in good category. Partially, absorption elements have been found to effect the employee performance. However, together with vigor and dedication, absorption element have an effect of 67,5 percent on employee performance, meaning that of all variables that can affect employee performance, employee engagement only affects 67,5 percent.
Manajemen Pemasaran membahas tentang Konsep Dasar Manajemen Pemasaran, Segmentasi Pasar dan Menentuka Pasar Sasaran, Merancang Produk, Manajemen Pemasaran (1), Manajemen Pemasaran (2), Perencanaan Pemasaran, Merancang Komunikasi Pemasaran, Pasar dan Pemasaran, Model Perilaku Pembelian Konsumen dan Pemasaran Jasa juga mencakup kenyataan dalam hidup sehari-hari manusia, kebutuhan yang diperlukan tidak cukup hanya keperluan rohani saja, manusia juga membutuhkan keperluan jasmani, seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, dia harus berhubungan secara ekonomi dengan sesamanya dan alam sekitarnya atau berbisnis. Islam mewajibkan setiap muslim untuk bekerja, salah satu dari ragam bekerja adalah berbisnis dan berusaha, untuk memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah Allah Swt melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari rezeki.
<p><em>Abstrak</em> - <strong>Masalah <em>school bullying,</em> atau tindakan kekerasan berulang yang bersifat penghinaan pada korban yang merasa tidak berdaya di sekolah, terlihat terjadi di berbagai belahan dunia dengan frekuensi yang semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul dan pelatihan anti bullying di sekolah, dengan melihat efektivitas pelatihan tersebut di lingkungan guru-guru TK di Jakarta. Untuk mengembangkan modul pelatihan, dilakukan analisis kebutuhan pada 6 orang informan. Untuk melihat efektivitas pelatihan anti bullying dilakukan penelitian yang menggunakan eksperimen semu, dengan rancangan satu kelompok dengan pre dan post test. Sampling dilakukan secara insidental, dengan subjek yang mengikuti pelatihan sejumlah 32 orang. Hasil uji t-test menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan peserta tentang penanganan kasus <em>bullying</em> antara sebelum dan sesudah pelatihan (t=2,723; α=0,05). Dengan demikian, pelatihan yang meliputi karakteristik bullying, sistem pelaporan, deteksi dini dan sistem penangan di sekolah, masih perlu dikembangkan. </strong></p><p> </p><p><em>Abstract</em> - <strong>The school bullying, or recurrent acts of violence contempt for the victims who feel helpless at school, was happening in increasing frequency on many parts of the world. This study aims to develop at school anti bullying modules and training, by looking at the effectiveness of the training on kindergarten teachers in Jakarta. Need analysis were conducted involving six informants to develop training modules. This research was using quasi- experimental method with one group pre and post test design to see the effectiveness of anti- bullying training. Incidental sampling was performed, with total of 32 subjects who following the training. This experiment t -test result showed significance differences on participants knowledge of how to handle bullying cases before and after training (t=2,723; α=0.05). Therefore, the training covers the characteristics of bullying, reporting systems, early detection and management in school system of school bullying, still needs to be continously develop.</strong></p>
<p><em>Abstrak</em><em> - </em><strong>Riset ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religisitas dan penerimaan diri orang tua dari anak autis di SLB XYZ di Bekasi. Setiap orang tua menginginkan anaknya dapat lahir dan tumbuh secara sempurna, namun ketika kenyataan yang harus dihadapi tidak sesuai dengan harapan, seringkali orang tua menyalahkan Tuhan dan tidak mau menerima keadaan anaknya.</strong><strong> </strong><strong>Penerimaan diri (<em>self acceptance</em>) adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan milik sendiri, kualitas dan bakat sendiri, dan pengakuan akan keterbatasan diri sendiri, sikap yang menunjukkan rasa puas terhadap dirinya, baik kekurangan maupun kelebihannya, sehingga dapat membentuk harapan yang realistic terhadap dirinya dan menghargai dirinya sendiri. Religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanaan ibadah, seberapa dalam penghayatan agama yang dianut seseorang dan pengalaman individu dalam beribadah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, </strong><strong>pegumpulan data dilakukan menggunakan skala religiusitas dan penerimaan orang tua</strong><strong>. Sampel pada penelitian ini adalah 80 orangtua pada anak autis di SLB XYZ. Penelitian ini menggunakan teknik <em>accidental sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara Religiusitas dan Penerimaan diri orangtua. Hal ini ditunjukkan dengan hasil (R = 0,382) dengan nilai adjusted R square = 0,146 dan p = 0,000 di mana p < 0,05) artinya, semakin tinggi religiusitas pada orang tua maka semakin tinggi penerimaan diri orangtuanya.</strong></p><p class="Default"><strong><em> </em></strong></p><p class="Default"><strong><em>Kata Kunci</em></strong> – <em>Religiusitas, Penerimaan Diri, Autis</em></p><p class="Default"><em> </em></p><p class="Default"><em>Abstract</em> - <strong>This research aims to determine the influence of the religiosity and self-acceptance of parents of children with autism in SLB XYZ in Bekasi. Every parent wants his child to be born and grow perfectly, but when the reality to be faced does not match expectations, often parents blame God and do not want to accept the state of his son. Self-acceptance is an attitude that is basically satisfied with one's own self, quality and talent, and acknowledgment of one's own limitations, an attitude that expresses a sense of self-satisfaction, both its shortcomings and its advantages, so as to form a realistic expectation of itself and appreciate himself. Religiosity is how far the knowledge, how strong the belief, how diligent the implementation of worship, how deep appreciation of one's religion and the experience of individuals in worship. The research method used is quantitative research, data collection is done using the scale of religiosity and acceptance of parents. The sample in this study were 80 parents in children with autism in SLB XYZ. This research use accidental sampling technique. The results showed that there is influence between Religiosity and Self-Acceptance of parents. This is indicated by the result (R = 0.382) with adjusted value R square = 0,146 and p = 0,000 where p <0,05) meaning, the higher religiosity in parent hence the higher the parent self acceptance.</strong></p><p class="Default"> </p><p class="Default"><strong><em>Keywords</em></strong><em> – Religiosity, Self-Acceptance, Autism</em></p>
<p><em>Abstrak</em> - <strong>Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saat ini sudah semakin tersebar di seluruh Indonesia. Begitu pentingnya PAUD, sehingga menjadi salah satu tujuan penting dalam pembangunan di Indonesia. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan (Abdurrachman, 1994:2) termasuk juga anak-anak. Tidak hanya anak-anak yang berada dalam kondisi normal, bahkan juga anak yang memiliki keterbatasan atau biasa disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).</strong><strong> Sayangnya belum semua pendidik PAUD memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mengenali dan menangani ABK dengan benar. Untuk perlu pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tersebut.</strong><strong></strong></p><p class="Default"><strong>Suran & Rizzo (dalam Mangunsong, 2008:3) menyatakan bahwa anak yang tergolong luar biasa atau memiliki kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya.</strong><strong> Intervensi sosial didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk membantu orang per orangan atau kelompok, atau keluarga, atau komunitas dalam konteks kehidupan sosial (Hardjomarsono, 2007: 1.4).</strong><strong> Model evaluasi Kirkpatrick adalah model evaluasi pelatihan yang menggunakan empat level dalam mengkategorikan hasil-hasil pelatihan. Empat level tersebut adalah level reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil.</strong><strong> </strong><strong>(1959</strong><strong>, dalam Kirkpatrick, 2006</strong><strong>)</strong><strong></strong></p><p class="Default"><strong>Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan </strong><strong>menggunakan model evaluasi pelatihan KirkPatrick, dan </strong><strong><em>pre-post treatment</em></strong><strong>. Sebelum pelaksanaan pelatihan, para peserta akan diberikan pre-test dan setelah kegiatan, para peserta akan mengerjakan post test. </strong><strong>Sumber datanya adalah para pendidik PAUD dalam lingkungan HIMPAUDI Kecamatan Pesanggrahan yang mengikuti kegiatan pelathan ini. </strong></p><p class="Default"><strong>Berdasar hasil Pre dan Post test </strong><strong>diketahui bahwa </strong><strong>p</strong><strong>ersentase mean pre test adalah 68,78%, </strong><strong>artinya </strong><strong>nilai rata-rata pengetahuan peserta </strong><strong>sebelum pelatihan adalah </strong><strong>adalah 68, 78, s</strong><strong>e</strong><strong>mentara </strong><strong>diperoleh hasil post test sebesar </strong><strong>90,68 % yang berarti bahwa nilai rata-rata pengetahuan peserta </strong><strong>setelah pelatihan </strong><strong>adalah 90,68. Hal ini berarti materi yang diberikan dapat diterima dengan sangat baik oleh peserta, terlihat dari peningkatan persentase rata-rata pengetahuan pre test – post test</strong></p><p class="Default"><strong>Kegiatan pelatihan ini dapat disimpulkan berjalan dengan baik. </strong><strong>Untuk kegiatan selanjutnya, diharapkan bisa melakukan semua tahapan dari KirkPaatrick</strong><strong>, </strong><strong>mempertimbangkan kalender akademik PAUD dan dilakukan dalam skala yang lebih besar dan bertahap</strong>.</p><p class="Default"> </p><p><strong><em>Kata Kunci </em></strong> – <em>Traini</em><em>ng</em><em>, </em><em>Pendidikan Anak Usia Dini</em><em>, </em><em>Guru Pendidikan AUD</em><em>,</em><em> </em><em>Anak Berkebutuhan Khusus </em></p><p><em>Abstract </em>- <strong>Early Childhood Education Institutions (PAUD) is now increasingly spread throughout Indonesia. Once the importance of early childhood, so it becomes one of the important goals in development in Indonesia. As stated in the 1945 Constitution article 31 stating that every citizen is entitled to education (Abdurrachman, 1994: 2) as well as children. Not only children who are in normal condition, even children who have limitations or so-called Children with Special Needs (ABK). Unfortunately not all PAUD educators have the basic knowledge and skills to recognize and handle the crew properly. To need training to improve the knowledge and skills.</strong></p><p><strong>Suran & Rizzo (in Mangunsong, 2008: 3) states that children who are extraordinary or have special needs are children who are significantly different in some important dimensions of their humanitarian function. Social intervention is defined as an act aimed at helping an individual or group, or family, or community in the context of social life (Hardjomarsono, 2007: 1.4). Kirkpatrick's evaluation model is a training evaluation model that uses four levels in categorizing training outcomes. These four levels are the level of reaction, learning, behavior and results. (1959, in Kirkpatrick, 2006).</strong><strong></strong></p><p><strong>The method used is quantitative, using the KirkPatrick training evaluation model, and pre-post treatment. Before the training, participants will be given pre-test and after the activity, the participants will do post test. The data source is PAUD educators in HIMPAUDI sub-district Pesanggrahan who follow this pelathan activity.</strong><strong> </strong><strong>The method used is quantitative, using the KirkPatrick training evaluation model, and pre-post treatment. Before the training, participants will be given pre-test and after the activity, the participants will do post test. The data source is PAUD educators in HIMPAUDI sub-district Pesanggrahan who follow this pelathan activity.</strong><strong></strong></p><p><strong>Based on the results of Pre and Post test it is known that the mean pre test percentage is 68.78%, meaning that the average score of participants' knowledge before the training is 68,78 while the post test result is 90.68% which means that the mean participants' knowledge after training is 90.68. This means that the material given is very well received by the participants, as evidenced by the increase in the average percentage of pre - test - post test knowledge</strong><strong></strong></p><p><strong>This training activity can be concluded to run well. For subsequent activities, it is expected to perform all stages of KirkPaatrick, consider the academic calendar of early childhood and be done on a larger and gradual scale.</strong><strong></strong></p><p> </p><p><strong><em>Keywords</em></strong> - <em>Training, Early Childhood Education, Early Childhood Teacher</em><em>,</em><em> Special Needs Children</em><em></em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.