Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan soal matematika dalam Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII berdasarkan dimensi kognitif Trends International Mathematics And Science Study (TIMSS). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan subjek penelitian adalah soal uji kompetensi dalam Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013 untuk SMP kelas VII semester 1 (edisi revisi 2014) yang disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan metode dokumentasi dan metode angket. Pedoman yang digunakan pada analisis soal adalah deskriptor pada setiap domain berdasarkan dimensi kognitif TIMSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal yang dianalisis memuat 2,82 % deskriptor A2 (mengenali), 7,35% deskriptor A3 (menghitung), 12,43% deskriptor (mengambil), 16,38% deskriptor (mengklasifikasikan/mengurutkan), 25,4% deskriptor B1 (memilih), 9,6% deskriptor B2 (menunjukkan), 7,35% deskriptor B3 (memodelkan), 0,6% deskriptor B4 (mengimplementasikan), 7,9% deskriptor B5 (memecahkan masalah rutin), 3,38% deskriptor C1 (menganalisis), 4,52% deskriptor C3 (mengintegrasikan/menyatukan), 1,69% deskriptor C4 (membenarkan) dan 0,6% lain-lain. Secara keseluruhan berdasarkan dimensi kognitif TIMSS soal yang termasuk domain penerapan memiliki persentase paling tinggi yaitu sebesar 50,85%, diikuti dengan domain pengetahuan yaitu sebesar 38,98%, dan paling sedikit termasuk domain penalaran yaitu sebesar 9,6%. Kata Kunci: Dimensi Kognitif, TIMSS, Domain Pengetahuan, Domain Penerapan, Domain Penalaran.
Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan koneksi matematika siswa kelas IX A MTs Negeri 1 Jember, dalam menyelesaikan soal kubus dan balok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan koneksi matematika dan pedoman wawancara. Dari 26 siswa kelas IX A terdapat 7 orang siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematika tinggi, 18 orang siswa memiliki kemampuan koneksi sedang, dan seorang siswa memiliki kemampuan koneksi matematika rendah. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini maka diambil 5 orang siswa sebagai subjek penelitian. Dari 5 orang subjek tersebut 2 siswa memilki kemampuan koneksi matematika tinggi, 2 siswa memilki kemampuan koneksi matematika sedang, dan seorang siswa memiliki kemampuan koneksi matematika rendah. siswa yang berkemampuan koneksi matematika tinggi mempunyai konkesi sangat baik dengan memenuhi 3 indikator kemampuan koneksi matematika. siswa yang berkemampuan koneksi matematika sedang memenuhi 2 indikator kemampuan koneksi matematika. siswa yang berkemampuan koneksi matematika rendah tidak memenuhi 3 indikator kemampuan koneksi matematika. Kata Kunci: Kemampuan Koneksi Matematika, Pemecahan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kritis siswa climber, camper, dan quitter di kelas VII F MTs al-Qodiri 1 Jember dalam memecahkan masalah matematika pokok bahasan segitiga dan segi empat sesuai dengan indikator proses berpikir kritis yang telah disusun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket Adversity Response Profile (ARP), soal tes kemampuan berpikir kritis dan pedoman wawancara. Penentuan subyek dilakukan menggunakan teknik snowball sampling. Subyek penelitian adalah enam orang siswa yang mewakili setiap kategori Adversity Quotient. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek 1 dan 2 (siswa climber) melalui semua indikator berpikir kritis dalam menyelesaikan setiap tes yang diberikan sehingga diperoleh solusi pemecahan yang tepat. Subyek 3, 4, dan 5 (Siswa camper) hanya mampu melalui tahap klarifikasi dan Assessment dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, sehingga solusi pemecahan masalah yang diberikan kurang tepat. Sedangkan subyek 6 (Siswa quitter), hanya mampu memenuhi tahap klarifikasi dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan Kata Kunci: berpikir kritis, tahapan berpikir kritis Jacob dan Sam, adversity quotient
The power of mathematical representation by applying concepts needs to be improved so that students can remember mathematical concepts sustainably. The purpose of this study to development and describe the process of interactive online media learning using a geogebra aid easyclass to help students represent mathematically on linear program materials. Research model is research dan development 4-D Thiagarajan. Twenty-four sophomores of science 4 man 2 jember. Media is tested based on three criteria that are valid, practical and effective. Validity of learning media when reaching high categories with correlation coefficient values (α) > 0,6. The practicality of learning media when achieving good categories with a percentage > 60%. The effectiveness of learning media when the average score of a student’s study results tests meets completedness, 80% of all students get a score greater or equal to the Minimum Completed Criteria = 75. Studies show 0.917 correlation value and therefore valid to a very high category. Practical analysis based on student responses indicates a percentage of 99 percent so it is stated practical by excellent criteria. The effectiveness is analyzed based on a student’s mathematical representation on a matter and quiz exercise when after using the learning media. Based on data analysis, interactive online learning media use a geogebra aid linier program material meets valiant criteria, practicality and effectiveness so that media can help students reflect mathematically on the linear program material and can be used for learning activities.
Intracranial stenosis is a narrowing an artery inside the brain. This causes reduced blood flow to the cerebrum and damaged neurons in a short span of time due to reduced oxygenation. Intracranial stenosis can cause ischemic stroke due to a plaque occlusion. This research uses a mathematical model that expresses the velocity of arterial flow of an intracranial stenosis causing ischemic stroke that is expressed by the momentum equation and solved using the finite element method. The analysis of blood velocity is simulated using MATLAB and FLUENT software. This study looks at the effect of plaque thickness and initial speed of blood flow during an intracranial stenosis. The results shows that the larger the plaque thickness, the smaller the area reduction, so the greater the increases blood velocity and the higher the initial velocity of blood that given, the greater the increase of the initial velocity of blood in the artery Intracranial stenosis. According to the MATLAB simulation, blood velocity with 80% plaque thickness increases blood velocity to 1.8665 m/sec at rest and 1.8825 m/sec at exercises. When the initial velocity of blood was 0.2 m/sec, it increases to 0.5712 m/sec at rest and 0.70058 m/sec at exercises.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.