Tumbuhan merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan oleh manusia. Ilmu yang mempelajari mengenai tumbuhan juga sudah mengalami kemajuan pesat, begitupun sistem pengenalan dan identifikasi tanaman yang berguna dalam memberi berbagai informasi. Proses pengenalan dapat diterapkan dalam berbagai bagian dari tanaman, salah satunya adalah pengenalan pada citra daun. Proses pengenalan citra daun harus melalui proses pembelajaran yang panjang, maka digunakan teknik pengolahan citra yaitu Jaringan Saraf Tiruan (JST). Identifikasi jenis daun menggunakan JST pada percobaan kali ini menggunakan 4 jenis nama daun seperti daun bougenvillea, daun Geranium, daun Magnolia Soulangeana, daun pinus, dengan 16 sampel citra daun dengan bentuk daun yang berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Epoch dalam Jaringan Saraf Tiruan ini mencapai nilai maksimal 1000 iterasi. Sebelum melakukan pengujian citra, terlebih dahulu dilakukan proses pelatihan citra. Setelah melakukan pengujian pada 16 sampel citra daun, diperoleh 15 sampel citra daun memiliki hasil benar terdeteksi dan 1 sampel citra daun memiliki hasil tidak terdeteksi. Dari hasil penelitian ini memiliki persentasi keberhasilan sebesar 93,6% berhasil terdeteksi dan 6,4% tidak berhasil terdeteksi. Kata kunci: Pengolahan citra, Jaringan Saraf Tiruan, citra daun
ABSTRAKSekarang ini, diramaikan dengan isu Corona Virus Disease-2019 atau yang biasa disingkat dengan Covid-19. Kasus asal coronavirus pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China. Termasuk salah satunya di Indonesia awal kasus kesehatan ini ditemukan di Depok, Jakarta pada 02 Maret 2020. Begitu juga Kabupaten Karawang yang saat ini merupakan zona hitam (kasus Covid-19 kian menambah setiap harinya). Tujuan dalam penilitian ini yaitu pembuatan drone untuk penyemprotan disinfektan. Di karenakan disinfektan sendiri merupakan bahan senyawa aktif yang dapat meminimalisir terpaparnya Covid-19. Metode pengabdian yang dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif. Hal ini dilakukan untuk kajian literatur yang menjadi parameter dalam penggunaan drone. Hasil yang ditawarkan dalam pengabdian ini guna mencegah bertambahnya kasus positif Covid-19, khususnya di Kabupaten Karawang. Di harapkan penyebaran Covid-19 dapat diminimalisir dengan cara penyemprotan disinfektan melalui drone. Selain itu drone yang digunakan dapat terintegrasi oleh sistem internet of things (IoT). Dengan tujuan agar dalam penggunaannya dapat dengan mudah diarahkan sesuai kebutuhan. Kata kunci:covid-19; drone; disinfektan; internet of things. ABSTRACTCurrently, it is enlivened by the issue of Corona Virus Disease-2019 or commonly abbreviated as Covid-19. The case of the origin of the coronavirus was first found in Wuhan City, China. Including one of them in Indonesia, the initial health case was found in Depok, Jakarta on March 02, 2020. Likewise, Karawang Regency is currently a black zone (Covid-19 cases are increasing every day). The purpose of this research is to make drones for spraying disinfectants. This is because disinfectants are active compounds that can minimize exposure to Covid-19. The research method used is a qualitative approach. This is done for a literature review which is a parameter in using drones. The results offered in this study are to prevent an increase in positive cases of Covid-19, especially in Karawang Regency. It is hoped that the spread of Covid-19 can be minimized by spraying disinfectants through drones. In addition, the drones used can be integrated by the internet of things (IoT) system. With the aim that in use it can be easily directed as needed. Keywords: covid-19; drone; disinfectans; internet of things.
<p class="E-JOURNALAbstractBody">Kulit Durian memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan. Isu tersebut menjadi <em>trending topic </em>bidang energi sebagai solusi kelangkaan minyak bumi dan gas. Kandungan selulosa kulit durian mencapai 64,51% menjadi sumber energi biobriket. Kulit durian menjadi salah satu opsi karena komposisi kulitnya mencapai 60-75%. Kulit durian ini mampu memperbesar densitas dan nilai ekonomis produk yang dihasilkan. Lalu, selain menggunakan kulit durian, peneliti juga melakukan penambahan minyak jelantah yang berperan sebagai pelapis biobriket agar produk sulit mengikat air, kadar air menjadi lebih rendah. Penggunaan lem kanji bertujuan untuk menjaga kerapatan briket sehingga produk tidak mudah hancur. Penelitian ini menggunakan proses karbonisasi kulit durian dengan suhu600<sup>o</sup>C selama 60 menit. Karbon yang terbentuk digerus, lalu saring dengan pengayak ukuran 100 mesh. Nilai kalor paling tinggi sebesar 5673,367 kal/gram dengan perlakuan mencelupkan ke dalam minyak jelantah. Nilai kadar abu, kadar air, kadar uap dan <em>fix carbon</em> masing-masing adalah 12,90%, 9,37%, 17,79%, dan 59,94%.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.