The development in the agricultural sector required an increase in human resource capacity. The special effort can be in the form of training and skills in processing agricultural products. The research aim was to analyze the factors that influence the dynamics of horticultural farmers groups, and assessed the level of group dynamics and the independence of horticultural farmer group members. The determination of the location of the research was performed by using a qualitative descriptive method, which was performed in two locations, which were Pujon Sub-district, Malang Regency and Batu City. The research was conducted from October to November 2019. The analysis used was descriptive analysis to describe the level of group dynamics in the two regions which were Pujon Sub-district Malang Regency and Batu City. The dynamics level of horticultural farmers in each region was categorized as low (? 20%), moderate (20.1% - 40%), normal (40.1% - 60%), high (60.1% - 80.00 %) and very high (? 80%). The results showed that the dynamics value of the horticultural group in Malang City was included in the high category, which was 77.18%. While the value of group dynamics in Malang Sub-district of Pujon was 77.08% and in Batu City was 77.27%, both regions were included in the high category.

Sektor pertanian di Indonesia mendukung kegiatan ekonomi masyarakatnya. Fenomena yang dihadapi adalah pertanian merupakan sektor dengan pendapatan per kapita terendah sehingga petani masih jauh dari sejahtera. Tujuan penelitian menentukan strategi meminimalkan biaya produksi, memaksimalkan produktivitas, meminimalkan risiko produksi, dan memberikan nilai tambah pada hasil pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani. Literatur yang direview dalam 10 tahun terakhir melalui google scholar, Garuda, Doaj, dan Neliti dengan 32 literatur digunakan dalam artikel review. Hasil kajian menunjukkan bahwa meminimalkan biaya produksi dapat dilakukan melalui modernisasi pertanian, kebijakan subsidi, bantuan input (benih, pupuk, dan obat-obatan), infrastruktur dan aksesibilitas pertanian yang memadai, serta diversifikasi pertanian. Maksimalisasi produksi dapat dilakukan melalui penggunaan sarana produksi yang berkualitas, antisipasi hama dan penyakit, optimalisasi lahan pertanian, peningkatan indeks pertanaman, dan penerapan sistem pertanian terpadu. Meminimalkan resiko produksi dapat dilakukan melalui adanya jaminan pertanian, keberadaan kartu petani, dan adanya penyuluhan. Pengembangan agroindustri (pengolahan hasil pertanian), efisiensi saluran pertanian, dan pembentukan usaha pertanian merupakan kegiatan yang dinilai mampu meningkatkan pendapatan petani.

The Internet of think is considered incredibly adaptable in the present digital world, one of which is non-cash payments, making it easier, faster, and decreasing human errors. It is not surprising that the government is now promoting Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) program by ratifying a new application owned by one of the BUMN subsidiaries to enable payment transactions. The GNNT is now being encouraged in many sectors of Indonesian needs, including traditional markets. The objectives of this study were: 1) identifying the consumer characteristics who uses non-cash payment applications in Oro-Oro Dowo market Malang, and 2) investigating the impact of service quality, product image, and promotion on consumer satisfaction as non-cash payment application users. The research site was in Oro-Oro Dowo market, Malang. It is the first traditional market to employ non-cash payments as a payment option, with the research period beginning in April 2020. This study had 100 participants selected through the distribution of questionnaires. The data analysis employed Partial Least Squares-Structural Equation Modeling. The findings showed that the majority of respondents who use non-cash applications were female consumers (76%), had an average age of 20-25 years (47%), had undergraduate education (46%), worked as private employee (37%), and had an average income of < Rp2.000.000 (37%). The path coefficient test revealed that product image and promotion variables had a significant effect on consumer satisfaction as they had a sig value of > 0.05 while the application service variable had a sig value greater than 0.05, it had a negligible effect on consumer satisfaction.

Green consumers muncul sebagai bentuk dukungan konsumen terhadap lingkungan atas kegiatan konsumsi yang dilakukan. Tujuan penelitian yakni  mengidentifikasi sikap konsumen, pilihan kemasan dan perilaku pasca konsumsi dalam pembelian makanan kemasan antar masyarakat pedesaan dan perkotaan. Pengumpulan data dilakukan di wilayah Desa Sidodadi Kecamatan Ngantang dan Kelurahan Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi. Sebanyak 80 responden yang memenuhi kriteria (purposive sampling) digunakan dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara keseluruhan kedua wilayah menunjukkan respon positif terhadap lingkungan. Responden sadar dan paham bahwa kegiatan konsumsi secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan. Kondisi demikian berarti penerapan ekonomi lingkungan dalam kegiatan ekonomi dapat menjadi solusi untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan. Penerapan green consumers dapat menjadi salah satu cara konsumen dalam menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Tindakan tersebut perlu ditunjang oleh produsen hingga pemerintah mulai dari pengembangan produk ramah lingkungan hingga minimisasi limbah.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bukti empiris pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan, dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 54 perusahaan di sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018. Sampel penelitian ini adalah 32 perusahaan yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan dan struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.