Degradasi isolasi/penuaan merupakan salah satu penyebab utama kerusakan transformator. Bagian terlemah dari sistem isolasi adalah kerentanan terhadap kadar air, oksigen, terhadap panas berlebih dan tekanan mekanis. Pemburukan atau kegagalan isolasi dapat menyebabkan kegagalan operasi atau bahkan kerusakan transformator. Salah satu metode untuk mengetahui kondisi isolasi adalah dengan melakukan pengujian pengujian power factor (PF) atau Dissipation factor (DF) isolasi dan pengujian rasio belitan. Pengujian ini dilakukan berdasarkan standart IEEE C57.152-2013 dimana nilai standar pengujian 0,5 % dalam keadaan baik, apabila melebihi dari 0,5 % dianggap mengalami pemburukan. Nilai pengujian PF/DF untuk transformator IP954-T01 adalah 0,243 % masih kecil dari standart 0,5 % yang mengidentifikasi kondisi isolasi masih bagus. Sedangkan untuk pengujian PF/DF transformator IP254-T02 adalah 0,655 % lebih besar dari 0,5 % yang mengidentifikasi terjadinya penurunan kualitas isolasi. Pengujian PF/DF isolasi minyak untuk transformator IP954-T01 hasil uji dari tegangan 10 kV adalah 0,054 % dan IP254-T02 hasil uji dari tegangan 10 kV adalah 0,144 % masih kecil dari 0,5 % yang mengidentifikasi kualitas isolasi minyak masih bagus. Untuk hasil pengujian ratio belitan/tegangan untuk transformator IP954-T01 nilai persen deviasi belitan pada posisi Tap changer 3 bernilai 0,288 %, persen devisiasi masih kecil dari 0,5%. Sedangkan transformator IP254-T02 nilai pada posisi Tap changer 3 bernilai 1,440 % besar dari 0,5 % mengindikasikan adanya masalah pada belitan.
Hotel Grand Elite Pekanbaru mendapat suplai daya listrik dari PLN sebesar 1250 kVA dan mempunyai tiga buah unit Generator-set (Genset) kapasitas 500 kVA sebagai back-up suplai daya listrik apabila terjadinya pemadaman listrik dari PLN. Namun demikian penggunaan genset tersebut tidak dapat melayani beban secara cepat dimana hal ini disebabkan adanya kerusakan pada rangkaian Automatic Transfer Switch (ATS). Untuk itu diperlukan rancangan sistem suplai daya tak terputus yang dapat menyuplai beban, khususnya beban emergency dengan menggunakan Uninterruptible Power Supply (UPS). Dari hasil penelitian diperoleh total beban emergency Hotel Grand Elite Pekanbaru sebesar 125,779 kVA terdiri dari beban lift 32,670 kVA dan beban Elite Fitnes Center 67,952 kVA sehingga diperlukan kapasitas UPS sebesar 150 kVA. Penambahan suplai daya UPS sangat cocok karena disamping sebagai solusi akibat kurangnya daya listrik ketika terjadi pemadaman dari PLN dan juga dapat memback-up beban emergency pada Hotel Grand Elite Pekanbaru. Kata kunci : Generator-set, Uninterruptible Power Supply
Pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan kebutuhan ketersediaan sistem tenaga listrik. Pembebanan pada Transformator daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru terus mengalami kenaikan seiring bertambahnya waktu. Dikemudian hari kemungkinan transformator daya tersebut memiliki beban penuh atau melebihi kapasitasnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut salah satunya diperlukan proteksi beban lebih terhadap transformator daya yaitu dengan menggunakan rele arus lebih yang berfungsi sebagai relay Over Load Shedding (OLS). Pada saat terjadi beban lebih pada transformator daya, maka dilakukan pelepasan beban pada masing-masing penyulang yang sudah ditentukan dengan bekerjanya rele Over Load Shedding (OLS) apabila beban pada masing-masing transformator daya sudah mencapai nilai settingnya maka rele Over Load Shedding (OLS) akan mengirimkan signal trip ke coil PMT masing-masing penyulang untuk memberi perintah dilepas. Perhitungan setting arus OLS pada Transformator #TD1 adalah 1200 Amp dengan time delay 10 detik diperoleh nilai setting waktu sebesar 0,342 detik dan dengan time delay 15 detik diperoleh nilai setting waktu sebesar 0,514 detik, #TD2 adalah 1040 Amp dengan time delay 10 detik diperoleh nilai setting waktu sebesar 0,373 detik dan dengan time delay 15 detik diperoleh nilai setting waktu sebesar 0,560 detik, #TD3 adalah 1360 Amp dengan time delay 10 detik diperoleh nilai setting waktu sebesar 0,498 detik, #TD4 adalah 1360 Amp dengan time delay 10 detik diperoleh nilai setting waktu sebesar 0,332 detik dan dengan time delay 15 detik diperoleh nilai setting waktu sebesar 0,498 detik dan untuk waktu setting arus OCR bekerja adalah 0,883 detik pada Trafo #TD1; 0, 889 detik pada Trafo #TD2; 0,849 detik pada Trafo #TD3; dan 0,852 detik pada Trafo #TD4. Kata Kunci: Overload shedding, arus lebih, trafo daya, rele OCR
DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness) is pain that a person feels within 24-72 hours after doing sports activities, and recovery occurs within 4-6 days. Pain is caused by metabolic waste such as lactic acid in muscles and extracellular fluids, irritating the ends of the sensory fibers. An exercise that is not adequately controlled can cause muscle damage, inflammation, and muscle pain. Recovery should be made after each exercise that aims to eliminate lactic acid in muscles. The study aimed to see the effect of stretching and recovery on DOMS after physical activity. This research method is a quasi-experimental research design using a randomized pre and post-test group design. The subjects in this study were students of the Department of Sport Science, Medan State University, who assessed 16 people. The research subjects were randomly divided into two groups. Group P1, namely the physical exercise group without stretching and recovery; Group P2 in the physical exercise group with stretching and recovery. This research will be conducted at the Physiology Laboratory and Physiology Laboratory, Faculty of Sport Sciences, State University of Medan. The results showed that there was an effect of stretching and recovery on the reduction of DOMS after physical exercise.
Minimizing losses in electric network should be considered the placing a shunt capacitor, the voltage level on each bus, the size and number of shunt capacitors to be used, and the supply of maximum and minimum of generator power. This paper is conducted the determination of location and size of shunt capacitor to be allocated in electric power transmission networks. The simulation using Genetic Algorithms (GA) method was applied to solve the problem of reactive power compensation optimation. To find out amount of compensation for voltage drop and power losses that occur in the system, a load flow analysis was performed using the Newton-Raphson method. The result of capacitor placement and capacitor capacity were shown the highest voltage conditions on bus 4 of 1.050 Mvar and the lowest on bus 24 of 9.69 Mvar. The optimization system was revealed the total losses system of 12.793 MW with a total generation cost of 15447.44 $/h for the capacitor reduction size of 18.8 Mvar. Therefore, the system can save 6.2 Mvar’s capacitors.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.