2019
DOI: 10.14710/jnc.v8i1.23807
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Stres, Perilaku Makan, Dan Asupan Zat Gizi Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir

Abstract: Latar Belakang: Mahasiswa tingkat akhir dapat mengalami stres disebabkan oleh beberapa faktor, seperti mengerjakan tugas akhir, hubungan pertemanan yang tidak baik, memenuhi kewajiban orang tua, dan meningkatkan softskill agar mempermudah dalam mencari pekerjaan. Stres dapat mempengaruhi perilaku makan sehingga akhirnya mempengaruhi status gizi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres, perilaku makan, dan asupan zat gizi dengan status gizi pada mahasiswa tingkat akhirMetode: Penelitian… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

1
7
0
23

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
6
1

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 29 publications
(31 citation statements)
references
References 15 publications
1
7
0
23
Order By: Relevance
“…Sebanyak 75% responden yang memiliki tingkat stres ringan mengalami perubahan perilaku makan negatif yang tidak terlalu banyak berubah seperti tidak mengalami perubahan frekuensi makan yang sering, tidak menyukai makanan junkfood dan waktu makan masih bisa terkontrol. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang ditemukan oleh Wijayanti et al,(2019) bahwa stres berhubungan terhadap perilaku makan berlebih, pada saat stres responden akan makan lebih banyak dari biasanya. 17 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masdar et al, (2016) didapatkan bahwa stres berhubungan dengan perilaku makan yang tidak sehat, waktu makan tidak teratur dan cenderung mengkonsumsi makanan tinggi kalori.…”
Section: Hasilunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Sebanyak 75% responden yang memiliki tingkat stres ringan mengalami perubahan perilaku makan negatif yang tidak terlalu banyak berubah seperti tidak mengalami perubahan frekuensi makan yang sering, tidak menyukai makanan junkfood dan waktu makan masih bisa terkontrol. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang ditemukan oleh Wijayanti et al,(2019) bahwa stres berhubungan terhadap perilaku makan berlebih, pada saat stres responden akan makan lebih banyak dari biasanya. 17 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masdar et al, (2016) didapatkan bahwa stres berhubungan dengan perilaku makan yang tidak sehat, waktu makan tidak teratur dan cenderung mengkonsumsi makanan tinggi kalori.…”
Section: Hasilunclassified
“…Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang ditemukan oleh Wijayanti et al,(2019) bahwa stres berhubungan terhadap perilaku makan berlebih, pada saat stres responden akan makan lebih banyak dari biasanya. 17 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masdar et al, (2016) didapatkan bahwa stres berhubungan dengan perilaku makan yang tidak sehat, waktu makan tidak teratur dan cenderung mengkonsumsi makanan tinggi kalori. 18 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian El Ansari et al, (2014) yang mengakatakan bahwa ketika seseorang berada pada kondisi stres maka seseorang cenderung memiliki perilaku makan yang tidak sehat seperti makan berlebih, makan makanan berlemak atau mengandung kalori berlebih.…”
Section: Hasilunclassified
“…El Ansari (dalam Syarofi & Muniroh, 2019) menyatakan bahwa stres dapat mengakibatkan perubahan dalam perilaku makan yang tidak sehat serta rendah dalam mengonsumsi sayur dan buah, melewatkan makan seperti sarapan yang dapat memengaruhi berat badan seseorang. Menurut Lubis dan Macth, pada kondisi stres tertentu, beberapa orang dapat kehilangan berat badan akibat penurunan nafsu makan (Syarofi & Muniroh, 2019;Wijayanti, 2019). Namun, penelitian oleh Harvard Mental Health Latter (dalam Gori & Kustanti, 2018) menunjukkan sebaliknya yaitu stres menstimulasi otak dan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol sehingga terjadi peningkatan nafsu makan dan juga motivasi secara umum (termasuk pula motivasi untuk makan).…”
Section: P E N D a H U L U A Nunclassified
“…Begitu pula di Iran sebanyak 17,8% (Najarkolaei, Hossein, Simin 2015), serta Malaysia sebanyak 21% (Hakim, ND Muniandy,2012). Di Indonesia masalah kegemukan dan obesitas juga dijumpai pada mahasiswa tingkat akhir di Surakarta yaitu sebanyak 6,8% (Utari, 2016) dan Semarang 41,3% (Wijayanti, et al, 2019).…”
unclassified
“…Dalam kondisi ini, mahasiswa tingkat akhir memiliki banyak tuntutan seperti IPK yang tinggi, tugas dengan deadline singkat, kegiatan sosial mahasiswa, ditambah dengan tugas akhir pengerjaan skripsi sebagai syarat kelulusan. Hal tersebut disebabkan adanya stres, perubahan perilaku makan (emotional eating), kualitas tidur dan asupan gizi sehingga berdampak pada masalah gizi lebih (Wijayanti, et al, 2019…”
unclassified