2019
DOI: 10.34307/b.v2i2.94
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Instrumen Evaluasi Non-Tes dalam Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotorik

Abstract: Abstact: The Non-test Evaluation Instrument That Is Ignored in the Assessment of Affective and Psychomotor domains. This study aims to see the description of Christian Religious Education teachers in using non-test evaluation instruments in evaluating the learning outcomes of the affective and psychomotor domains of students. The method used in this research is survey method and literature study. Where it is explained that to measure and assess the learning outcomes of the affective and psychomotor domains, th… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

1
7
0
18

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
9

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 30 publications
(26 citation statements)
references
References 0 publications
1
7
0
18
Order By: Relevance
“…Dalam ranah ini peserta didik dinilai dari seberapa besar kemampuannya dalam menginternalisasikan nilai-nilai pembelajaran ke dalam kehidupannya (Anderson, 1981, p. 56). Ranah ini menekankan tentang: penerimaan (receiving), yang merupakan kesediaan seseorang dalam mengikuti suatu peristiwa yang terjadi dalam dirinya; tanggapan (responding), yang merujuk pada keikutsertaan peserta didik secara aktif melalui kegiatan pembelajaran; penghargaan (valuing), yang berhubungan dengan nilai-nilai yang melekat pada pribadi peserta didik; pengorganisasian (organization), yang merupakan upaya mengintegrasikan beberapa nilai yang berbeda-beda menjadi sebuah kesatuan dan kemudian membangun sebuah sistem yang konsisten secara internal; dan karakterisasi terhadap nilai (characterization by a value), yang merujuk pada proses afeksi dimana seseorang memiliki suatu sistem nilai sendiri yang mengendalikan perilakunya untuk waktu yang lama sehingga hal tersebut membentuk sebuah gaya hidup dalam diri peserta didik (Hutapea, 2019).…”
Section: Analisis Dan Terjemahan 2 Timotius 3:16unclassified
“…Dalam ranah ini peserta didik dinilai dari seberapa besar kemampuannya dalam menginternalisasikan nilai-nilai pembelajaran ke dalam kehidupannya (Anderson, 1981, p. 56). Ranah ini menekankan tentang: penerimaan (receiving), yang merupakan kesediaan seseorang dalam mengikuti suatu peristiwa yang terjadi dalam dirinya; tanggapan (responding), yang merujuk pada keikutsertaan peserta didik secara aktif melalui kegiatan pembelajaran; penghargaan (valuing), yang berhubungan dengan nilai-nilai yang melekat pada pribadi peserta didik; pengorganisasian (organization), yang merupakan upaya mengintegrasikan beberapa nilai yang berbeda-beda menjadi sebuah kesatuan dan kemudian membangun sebuah sistem yang konsisten secara internal; dan karakterisasi terhadap nilai (characterization by a value), yang merujuk pada proses afeksi dimana seseorang memiliki suatu sistem nilai sendiri yang mengendalikan perilakunya untuk waktu yang lama sehingga hal tersebut membentuk sebuah gaya hidup dalam diri peserta didik (Hutapea, 2019).…”
Section: Analisis Dan Terjemahan 2 Timotius 3:16unclassified
“…Terdapat salah satu dari tujuh kesalahan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu tidak membuat persiapan dalam pelaksanaan penilaian. Indikator penilaian yang terbatas mengakibatkan guru sulit menilai proses pembelajaran secara objektif (Hutapea, 2019;Rahmawan, 2016). Penilaian dijadikan tolak ukur untuk membenahi kekurangan atau ketidakcapaian peserta didik terhadap pembelajaran.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa pendidikan tidak berorientasi kepada hasil semata, tetapi juga kepada proses (Adella et al, 2020) dan (Supriyati & Muqorobin, 2021). Oleh sebab itu evaluasi terhadap hasil belajar hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang dan harus dapat dilaksanakan secara simultan (Asri et al, 2019) dan (Hutapea, 2019). Evaluasi terhadap hasil belajar semata-mata tanpa melalui proses, cenderung melihat faktor peserta didik sebagai kambing hitam kegagalan pendidikan (Bisri & Ichsan, 2015) dan (Sugito et al, 2018).…”
Section: Analisis Situasiunclassified