People with mental disorders are continually increasing every year. However, they are very few who seek treatment. The causative factor is the limited mental health services. One solution is to develop services based on Islamic boarding schools or pesantren. For pesantren, mental health is part of da'wah bil-irsyad or counseling.This paper aims to describe the role and potential of ibu nyai (female scholars of pesantren) in developing local community-based public health services. The study used a qualitative method with an ethnographic-hermeneutic approach. The results show that firstly, ibu nyai had the potential as leaders for female students, many are highly educated, some have colleges and health facilities, and some have sizeable social capital. Second, ibu nyai had a concern for health services because of her theological motivation and passion for da’wah. Third, ibu nyai has a powerful social network, which is expected to be helpful as a communication strategy for strengthening public health. Islamic boarding school-based public health has its own appeal and market share. This research is useful for developing public health science based on local wisdom. Masyarakat yang mengalami gangguan jiwa setiap tahun selalu meningkat. Mereka sedikit sekali yang berusaha mencari pengobatan. Faktor penyebabnya, karena terbatasnya layanan kesehatan mental. Salah satu solusinya, mengembangkan layanan yang berbasis pesantren. Bagi pesantren, kesehatan mental termasuk bagian dakwah bil-irsyad atau konseling. Tujuan tulisan ini untuk mendeskripsikan peran dan potensi ibu nyai dalam mengembangkan layanan kesehatan masyarakat berbasis komunitas lokal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi-hermeneutik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, para ibu nyai berpotensi sebagai pemimpin bagi santri perempuan, banyak yang berpendidikan tinggi, ada yang memiliki perguruan tinggi dan fasilitas kesehatan serta memiliki modal sosial yang besar. Kedua, ibu nyai memiliki kepedulian terhadap layanan kesehatan karena motivasi teologis dan semangat khidmah dalam berdakwah. Ketiga, ibu nyai memiliki jejaring sosial yang sangat kuat, yang diharapkan bermanfaat sebagai strategi komunikasi dalam penguatan kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat berbasis pesantren memiliki daya tarik dan pangsa pasar tersendiri. Penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat yang berbasis kearifan lokal.