Studi Sekuestrasi Karbon Pada Tegakan Jati (Tectona grandis Linn.) 26 STUDI SEKUESTRASI KARBON PADA TEGAKAN JATI (Tectona grandisLinn.) DI AREAL PENGHIJAUAN KABUPATEN SORONG Abstrak Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui biomassa pada tegakan Jati (Tectona grandis L.) di Areal Penghijauan Kabupaten Sorong; untuk mengetahui sekuestrasi karbon pada tegakan Jati; danuUntuk mengetahui sekuestrasi karbondioksida (CO2) pada tegakan Jati. Metode yang dipergunakan adalah metode petak tunggal. Penentuan areal lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi penelitian secara sengahja dengan mempertimbangkan petak ukur yang dibuat terdapat jenis tegakan Jati. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode petak tunggal dengan ukuran 20 m x 20 m (Fachrul, 2007). Dalam penelitian ini, untuk menghitung biomassa dalam kaitannya dengan estimasi sekuestrasi karbon pada tegakan Jati dilakukan melalui sampling tanpa pemanenan secara in situ yaitu dengan cara sampling melalui pengkukuran tanpa melakukan pemanenan. Metode dilakukan dengan mengukur diameter atau tinggi pohon dan menggunakan persamaan alometrik untuk mengekstrapolasi biomassa dan estimasi sekuestrasi karbon. Nilai dari potensi biomassa yang terkandung pada tegakan Jati menunjukkan bahwa berat biomassa dari hasil perhitungan 5 petak pengamatan (luasan 0,2 ha) adalah 26.161,13 g. Sehingga untuk mengetahui berat biomassa dalam luasan satu hektar maka hasil dari perhitungan setiap plot dikalikan lima, dengan asumsi ratarata jumlah tegakan Jati sebanyak 1.100 tegakan per hektar maka jumlah biomassa yang terkandung dalam tegakan pohon Jati adalah sebesar 130.805,65 g/ha. Estimasi sekuestrasi karbon pada tegakan Jati berjumlah 12.295,73 g, sekuestrasi karbon tertinggi terdapat pada plot atau petak pengamatan III yaitu sebesar 3.593,15 dan terendah pada petak IV yaitu sebesar 1.714,41. Jumlah karbon yang terkandung pada tegakan Jati sebesar 61.478,65 g/ha hasil ini diperoleh dari jumlah karbon pada setiap plot contoh dikalikan lima karena ukuran plot pengamatan hanya seluas 20 x 20 m 2 sebanyak 5 petak. Jumlah sekuestrasi karbondioksida yang tersimpan pada tegakan pohon Jati adalah sebesar 12.295,73 g, dengan demikian maka tegakan Jati mempunyai potensi serapan karbondioksida sebesar 45.125,33 g atau 225.626,65 g/hektar.Kata kunci : Sekuestrasi, Karbon. Tegakan Jati PENDAHULUANPerubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfir. Keseimbangan tersebut dipengaruhi antara lain oleh peningkatan gas-gas asam arang atau karbondioksida (CO2). Vegetasi dapat mengubah CO2 menjadi O2 melalui proses fotosintesis.Vegetasi pohon memiliki komponen biomassa di atas dan di bawah permukaan tanah tetapi komponen biomassa terbesar terdapat pada atas permukaan tanah. Karbon
Sayuran indigenous adalah sayuran asli suatu daerah di Indonesia yang berasal dari daerah atau ekosistem tertentu. Sayuran indigenous merupakan salah satu sumberdaya hayati yang kaya manfaat dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sayuran alternative. Studi ini menggunakan metode deskriptif dengan telaah informasi dan dokumentasi dari masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara terhadap masyarakat melalui Focus Group Disscusion (FGD) dan observasi lapangan. Jenis jenis sayuran indegenous yang penting dalam kehidupan budaya masyarakat di Kampung Sire Distrik Mare Timur Kabupaten Maybrat ditemukan sebanyak 10 (sepuluh) jenis antara lain Melinjo, Rebung, Paku, Pakis, Kecipir, Labu, Buah merah, Jamur, Gohi dan Gedi. Nilai penting sayuran indegenous berdasarkan nilai manfaat tertinggi ada pada jenis Melinjo (1,34), Paku (1,2) dan Gohi (1,2). Ini membuktikan bahwa jenis sayuran indegenous ketiga jenis tersebut sangan bermanfaat bagi kehidpan masyarakat di Kampung Sire sebagai pangan sayuran alternatif. Nilai Kepentingan Budaya (Index of Cultural Significanse / ICS) jenis sayuran indegenous yang teringgi ada pada jenis Melinjo yakni dengan nilai ICS sebesar 96, sehingga dapat dijelaskan bahwa jenis sayuran indegenous Melinjo tersebut memiliki nilai kepentingan budaya yang tinggi dalam hal nilai intensitas dan nilai eklusifitas bagi kehidupan masyarakat di Kampung Sire.
Tas rajutan tangan rakyat Papua, Noken, telah resmi masuk dalam daftar UNESCO warisan budaya. Pengakuan UNESCO akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken. Inskripsi UNESCO ini membuat kami melakukan penelitian etnobotani pembuatan Noken oleh masyarakat di Kampung Esyo Distrik Aifat Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etnobotani dan pengetahuan lokal (local knouwledge) masyarakat dalam memanfaatkan serat kulit pohon Melinjo, proses dan kriteria pengambilan bahan baku serta proses pembuatan Noken oleh masyarakat di Kampung Esyo Distrik Aifat Kabupaten Maybrat. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey dan wawancara semi struktural (semi structural interview). Data dianalisis secara deskriptif berdasarkan etnobotani pemanfaatan serat kulit pohon Melinjo dan disajikan dalam bentuk gambar.Hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan serat kulit pohon Melinjo untuk pembuatan Noken oleh masyarakat Kampung Esyo ,,,,,’Distrik Aifat Kabupaten Maybrat, dengan memanfaatkan serat kulit pohon Melinjo dengan ukuran diameter antara 10 - 20 cm. Proses pengambilan serat dengan cara ditebang dan menguliti pohon tersebut. Perlakuan bahan baku melalui perendaman, penjemuran, penghalusan dan pewarnaan dengan maksud agar serat kulit kayu tidak cepat rusak dan lebih tahan lama (awet). Proses pembuatan Noken mengikuti pola sulaman dan anyaman, yang disesuaikan dengan pola dan ukuran Noken yang diinginkan. Pemberian warna Noken memakai pewarna alami dengan memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan anggrek alam. Proses perajutan Noken dilakukan pada saat santai atau istirahat, tempat perajitan Noken bisa di rumah, pasar atau tempat pertemuan di kampung.
Penelitan ini bertujuan untuk kelayakan finansial usaha rotan Tunas Harapan” di Kota Sorong. Profil industri kerajinan rotan “Tunas Harapan” di Kota Sorong terdapat 1 unit usaha industri kerajinan rotan yang mampu menyerap 5 orang tenaga kerja. Jangkauan pemasaran meliputi wilayah Kota Sorong dan sekitarnya hingga ke wilayah Kabupaten Sorong dan Sorong Selatan. Kendala-kendala yang dihadapi industri kerajinan rotan ”Tunas Harapan” di Kota Sorong antara lain kualitas dan keterbatasan bahan baku, strategi pemasaran yang masih kurang baik dan ketatnya persaingan dengan industri rotan maupun industri kerajinan berbahan baku lain dari daerah lain. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha didapatkan hasil Net Present Value (NPV) dari industri kerajinan rotan ”Tunas Harapan” di Kota Sorong sebesar Rp. 450.182.700, nilai Benefit-Cost Ratio (BCR) sebesar 1,60 dan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 45,04 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha industri kerajinan rotan ”Tunas Harapan” di Kota Sorong layak secara finansial untuk dilakukan dan dilanjutkan.
Komposisi jenis merupakan formasi jenis yang berada pada suatu tempat. Penyebaran vegetasi mangrove membentuk bentuk khas yaitu membentuk zonasi sejajar garis pantai. Terdapat zonasi mangrove tertentu dari mulai arah pantai ke darat. Hal yang menarik adalah bahwa jenis-jenis mangrove yang menempati zona-zona tersebut tidak selalu sama untuk setiap daerah yang diteliti. Hal ini menunjukan adanya banyak faktor yang mengendalikan zonasi vegetasi mangrove.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey, dengan teknik sampling sistematik menggunakan metode kombinasi antara metoda jalur dan metoda garis berpetak.Komposisi jenis mengrove di Kampung Gisim Kabupaten Sorong terdiri dari mangrove mayor (mangrove sejati) sebanyak 5 jenis yaitu Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops Tagal dan Nypa fruticans dan Mangrove minor yaitu jenis Xylocarpus granatum. Zonasi pada lokasi penelitian secara umum dibagi menjadi 3 zona, yaitu : zona proximal, zona midle, dan zona distal. Zona proximal merupakan zona yang berbatasan langsung dengan laut dan merupakan zona dari jenis Rhizophora mucronata Zona midle adalah zona pertengahan yang terletak diantara darat dan laut, jenis yang berada zona yaitu jenis Bruguiera sexangula Bruguiera gymnorrhiza. Ceriops Tagal dan Xylocarpus granatum dan Zona distal adalah zona yang berada dibelakang zona middle yaitu jenis Nypa fruticans.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.