Kalimantan Barat memiliki potensi bencana kebakaran hutan dan lahan gambut yang tinggi karena banyaknya titik api dan jenis lahan gambut yang mudah terbakar pada musim kemarau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan menentukan kecenderungan titik pamas dan mengidentifikasi dan mencegah kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan gambut dengan data hotspot, peta curah hujan, peta tutupan lahan, peta kesatuan hidrologis gambut, dan peta cekungan air tanah menggunakan Sistem Informasi Geografis atau SIG. Metode overlap digunakan untuk menganalisis kecenderungan titik panas sedangkan Overlay dan Scoring digunakan untuk mengidentifikasi kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan. Setelah dilakukan analisis titik panas, terdapat kecenderungan curah hujan pada kelas curah hujan 1.500-3.000 mm/tahun dengan 2.192 kejadian. Perubahan tutupan lahan di kawasan hutan mengalami penurunan sebesar 7,96%. Peningkatan tutupan lahan di kawasan non-hutan sebesar 11,26%, mempengaruhi potensi dan kecenderungan titik api dan bencana kebakaran hutan dan lahan. Kubu Raya memiliki tingkat kerawanan bencana kebakaran pada kelas sangat rawan dengan luasan 0,26%, dan Kapuas Hulu memiliki tingkat kerawanan bencana kebakaran pada kelas tidak rawan dengan luas 0,19%. Kabupaten Ketapang merupakan daerah dengan tingkat pencegahan tertinggi, dengan luas cekungan airtanah sebesar 26,46%.ABSTRACTWest Kalimantan has a high potential for forest and peatland fire disasters due to the high number of hotspots and the type of peatland which burns easily during the dry season. The purpose of this research is to map and determine the trend of hotspots and areas prone to forest and peatland fires and prevent them with hotspot data, rainfall maps, land cover maps, maps of peat hydrological units, and maps of groundwater basins using Geographic Information Systems or GIS. The overlap method is used to analyze the trend of hotspots; meanwhile, Overlay and Scoring are used to identify areas prone to forest and land fires in this research. After analyzing the hotspots, there is a tendency for rainfall with a class of 1,500-3,000mm/year with 2,192 events. Land cover change in forested areas decreased by 7.96%. It increased land cover in non-forest areas by 11.26%, affecting the potential and tendency of hotspots and forest and land fire disasters. Kubu Raya has a fire disaster vulnerability level in the very vulnerable class with an area of 0.26%, and Kapuas Hulu has a fire disaster vulnerability level in the non-prone class with an area of 0.19%. Ketapang Regency is the area with the highest prevention rate, with a groundwater basin area of 26.46%.
Waste minimization is an effort to reduce the volume, concentration, toxicity, and hazard level of waste originating from the production process by reducing its source and / or utilizing waste. Shredded fish is a processed product in the form of fine and dry fish meat fiber where the manufacturing process is a combination of boiling and frying by adding spices. The amount of industrial production of tuna shredded typical of Pontianak every Saturday and Sunday can reach 5-10 kg (depending on the order) with attractive packaging which is sold for IDR 50,000 per 200 grams. In processing tuna shredded it produces waste such as head, bones, tail, skin , and entrails. The minimization of waste that is carried out is the waste of fish bones produced by shredded fish which is used to become flour which contains lots of calcium. Keywords: Clean Technology, Fish Bone Flour, Shredded Fish Waste , Tongkol Fish, and Waste Minimization Abstrak Minimisasi limbah adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari proses produksi, dengan jalan reduksi pada sumbemya dan atau pemanfaatan limbah. Abon ikan adalah hasil olahan berupa serat daging ikan yang halus dan kering dimana proses pembuatannya merupakan kombinasi antara perebusan dan penggorengan dengan melakukan penambahan bumbu. Jumlah produksi Industri Abon ikan tongkol khas Pontianak setiap hari sabtu dan minggu bisa mencapai 5-10 kg (tergantung pesanan) dengan kemasan menarik yang dijual Rp50 ribu per 200 gram.Dalam Pengolahan abon ikan tongkol tersebut menghasilkan limbah seperti kepala,tulang,ekor, kulit, dan isi perut. Minimisasi limbah yang dilakukan adalah Limbah tulang ikan hasil produksi abon dimanfaatkan menjadi tepung yang banyak mengandung kalsium. Kata Kunci : Ikan Tongkol , Limbah Abon Ikan, Minimasi Limbah, Teknologi Bersih dan Tepung Tulang Ikan
Every ISO standard will be evaluated every 5 years to decide whether a revision is needed in order to keep the relevance toward today’s marketplace. In 2015, ISO issued the latest international standard version of EMS ISO 14001: 2015 and officially substitute the older version which was ISO 14001:2004. ISO 14001:2015 meets the objectives by drawing together relevant external and internal issues (4.1) with the requirements of interested parties (4.2). These address the concept of preventive action and in part establishes the context for the EMS (4.3) in the organization. Ever since the 2015 version was released, the organization has 3 years to make the transition from the 2004 version to the latest version until September 2018. This research analysis was carried out using a checklist by the Global Environmental Management Initiative (GEMI) to measure the implementation of EMS ISO 14001;2015 then categorize the result to the predefined category which are initial compliance level, transition level, and advanced level. The result shows the entire level of implementation ISO 14001:2015 on PT. AZ was categorized into an advanced level with score 169 but seen from the lowest percentage was on clause 4 Context of the Organization which was a new clause in the 2015 version. Thus, the 3 years transition period was not enough for the organization to entirely implement the standard.Keywords: Environmental Management System, ISO 14001, Transition. AbstrakSeluruh standar ISO dilakukan evaluasi dan peninjauan setiap 5 tahun untuk menjaga relevansi terhadap pasar. Sehingga pada tahun 2015 lalu, ISO mengeluarkan standar internasional SML versi baru yaitu ISO 14001:2015 dan secara resmi menggantikan standar sebelumnya yaitu ISO 14001:2004. ISO 14001:2015 lebih memerhatikan isu-isu lingkungan melalui dua klausul baru yaitu konteks organisasi dimana organisasi harus menentukan isu eksternal dan internal (4.1) serta memerhatikan kebutuhan dan harapan dari pihak berkepentingan (4.2). Hal ini merupakan tindakan preventif mencapai konteks bagi SML (4.3) di organisasi tersebut. Sejak dikeluarkan pembaharuan pada September 2015, organisasi diberikan waktu untuk melakukan transisi dari standar lama ke standar versi selama 3 tahun yaitu hingga tahun 2018. Penelitian ini dianalisis menggunakan checklist yang dikeluarkan oleh Global Environmental Management Initiative (GEMI) untuk menilai implementasi SML ISO 14001 :2015 lalu mengkategorikan hasil penilaian pada kategori yang telah ditentukan yaitu tingkat pemenuhan awal, tingkat transisi, dan tingkat lanjut. Hasil penilaian menunjukkan bahwa secara keseluruhan penerapan ISO 14001 :2015 di PT. AZ berada kategori tingkat lanjut dengan skor 169 tetapi jika dilihat presentase penerapan terendah ada pada klausul 4 Konteks Organisasi yang merupakan klausul baru di versi 2015. Dengan demikian, masa transisi selama 3 tahun masih belum cukup bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan menerapkan seluruh persyaratan dalam klausul baru. Kata Kunci : ISO 14001, Sistem Manajemen Lingkungan, Transisi
Kawasan Waterfront Seng Hie dan Kawasan Waterfront Kakap merupakan kawasan waterfront yang sering dilanda bencana banjir rob tahunan. Ancaman ini tidak membuat penduduk pindah melainkan beradaptasi dengan bencana tersebut. Kedua lokasi ini memiliki batas alam dan sumber daya yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lihat perbedaan tindakan adaptasi bencana yang dilakukan oleh masyarakat pada dua lokasi yang memiliki kondisi yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode concurrent embedded dengan model metode kualitatif sebagai metode primer (dominan) dan kuantitatif sebagai metode sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi (kualitatif) teknik kuesioner (kuantitatif). Hasil dari penelitian adalah ditemukan bahwa bencana yang sejenis yaitu banjir akibat air pasang tinggi terjadi di dua lokasi tetapi skala bencana di Kawasan Waterfront Kakap lebih ekstrim. Sedangkan dari segi tindakan adaptasi, di Kawasan Waterfront Seng Hie masyarakat melakukan tindakan yang sejenis, sedangkan di Kawasan Waterfront Kakap tindakan adaptasi yang bervariatif.
Desa Pal IX merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Sungai Kakap yang masih banyak menggunakan sumur gali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun masih banyak sumur gali yang belum memenuhi persyaratan konstruksi dan sanitasi sesuai dengan SNI 03-2916-2992. Menurut data WHO 2013, diare merupakan satu diantara jenis penyakit yang dapat disebabkan akibat mengkonsumsi air yang telah tercemar oleh bakteri Coliform. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi bakteriologis air sumur gali berdasarkan Permenkes RI No.32 Tahun 2017, hubungan konstruksi sumur gali dan sanitasi lingkungan terhadap jumlah bakteri Coliform dalam air sumur gali. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode MPN dengan sampel penelitian sebanyak 10 sumur gali. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa 8 dari 10 sampel tidak memenuhi syarat jumlah Coliform. Berdasarkan hasil analisis statistik, didapatkan bahwa ada hubungan antara konstruksi sumur dan sanitasi lingkungan gali terhadap kandungan bakteri Coliform yang ditandai dengan nilai P<0,05. Hubungan sanitasi lingkungan terhadap kandungan bakteri Coliform adalah semakin dekat jarak sumur gali dengan sumber pencemaran, maka semakin tinggi kemungkinan kandungan bakteri Coliform yang terkandung dalam sumur gali. Hubungan konstruksi sumur gali terhadap bakteri Coliform adalah semakin buruk konstruksi sumur gali, maka kandungan bakteri Coliform di dalam air sumur gali akan semakin tinggi. Secara keseluruhan tidak ada sumur gali yang memenuhi persyaratan bakteriologis dan kondisi lingkungan yang terdapat di Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.ABSTRACTPal IX Village is an area located in Sungai Kakap District which still uses many dug wells to meet their daily needs. However, there are still many dug wells that do not meet the construction and sanitation requirements in accordance with SNI 03-2916-2992. According to 2013 WHO data, diarrhea is one of the types of diseases that can be caused by consuming water that has been contaminated with Coliform bacteria. The purpose of this study was to analyze the bacteriological condition of dug well water according to the quality Standars regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 32 year 2017, the relationship of dug well construction and environmental sanitation on the number of Coliform bacteria in dug well water. This study used the observation method and the MPN method with a sample of 10 dug wells. Based on the research that has been done, it is known that 80% of the samples do not meet the requirements for the number of Coliforms. Based on the results of statistical analysis, it was found that there was a relationship between well construction and environmental sanitation on the content of Coliform bacteria which was indicated by a P value <0.05. The relationship between environmental sanitation and Coliform bacteria content is that the closer the dug well is to the source of pollution, the higher the possibility of Coliform bacteria content contained in the dug well. The relationship between dug well construction and Coliform bacteria is that the worse the dug well construction, the higher the Coliform bacteria content in the dug well water. Overall, there are no dug wells that meet the bacteriological requirements and environmental conditions in Pal IX village, Sungai Kakap district, Kubu Raya regency.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.