Makalah ini membahas tentang metode Hydocarbon Crack System (HCS) sebagai salah satu metode yang digunakan untuk menghemat bahan bakar dan mengurangi kandungan emisi gas buang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur bahan bakar terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Metode yang digunakan adalah dengan membuat reaktor Hydocarbon Crack System dengan pemanas yang dibuat dari lilitan nikel. Penelitian ini dilakukan dengan mengkabutkan bahan bakar bertekanan pada temperatur 60 °C, 80 °C, dan 100 °C. Uji konsumsi bahan bakar dan uji emisi dilakukan menggunakan engine 4AFE. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat emisi gas buang HC, CO, dan CO2 pada bahan bakar pertamax jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar pertalite. Tingkat emisi terendah dicapai pada saat bahan bakar tersebut dipanaskan hingga 80 °C. Perubahan temperatur pada reaktor HCS mempengaruhi waktu konsumsi bahan bakar pertamax sebesar 2,91% dibanding dengan pertalite.
Alur pasak adalah tempat atau slot dimana pasak dipasangkan atau diletakkan sesuai dengan bentuk pasak. Pasak jenis sunk key merupakan salah satu pasak yang paling umum dipakai. Dalam rangka mengoptimalkan kekuatan penguncian pasak dengan tetap mempertahankan kekuatan poros yang optimal maka perlu dilakukan penelitian. Penelitian dengan memodifikasi desain alur pasak dengan profil radius maupun chamfer. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan ukuran radius dan chamfer sebesar 0.05 mm – 2.00 mm dengan range 0.05 dan 0.25 pada alur pasak. Material poros yang diteliti adalah AISI 1045 steel dengan tegangan geser yang diijinkan sebesar 625 MPa. Metode yang digunakan adalah analisis statis pada poros dengan beban torsi. Parameter simulasi meliputi analisis statis, beban berupa torsi sebesar 702.084 N/m2, ukuran mesh adalah standar fine dengan metode 4 jacobian points, ukuran elemen 4.697 mm dan toleransi 0.235 mm. Sedangkan mesh control pada bagian fillet dengan ukuran 1.174 mm.Hasil penelitian berupa rekomendasi profil alur pasak dengan radius 0.25 mm, dimana memiliki tegangan yang optimal sebesar 604.104 MPa, displacement sebesar 0.366 dan regangan sebesar 0.001. Poros beralur pasak dengan profil radius memiliki kekuatan lebih tinggi sebesar 2.299% dibandingkan poros alur pasak berprofil chamfer.
ABSTRAKDewasa ini isu krisis energi terus berkembang, dimana dibutuhkan energi terbarukan agar dapat menggantikan energi fosil yang menurut perkiraan akan segera habis, sehingga apabila tidak ada energi yang terbarukan maka manusia akan kekurangan energi. Salah satu upaya pengembangan energi terbarukan adalah dengan pengembangan pembangkit listrik bertenaga air yang bernama Picohydro, dimana Picohydro ini dapat menghasilkan energi listrik kurang dari 5 kW. Hal ini terutama diaplikasikan untuk debit air yang rendah. Penelitian ini ditujukan untuk mensimulasikan turbin crossflow pada komponen pembangkit Picohydro. Turbin berdiameter 0,135 m, diameter shaft 0,03 m, diameter inlet 0,04 m dan jumlah sudu sebanyak 18 buah. Simulasi menggunakan software desain dan CFD Fluent. Desain terdiri dari inlet, outlet, fluida rotate dan wall. Inlet diatur dengan kecepatan 6 m/s, turbulent intensity 5% dan hydraulic diameter 0,04 m. Fluida rotate diseting pada kondisi moving reference frame. Equisize skew mesh diatur dengan rentang nilai 0-1 dan aspect ratio mesh dari desain bernilai 1-3. Simulasi dari turbin crossflow dengan sudu 18 buah menghasilkan kecepatan rotasi sudu sebesar 16.5 rad/s atau angular velocity sebesar 157.5633 rpm, dan momen sebesar 290.39 Nm. Sehingga daya optimal yang dihasilkan adalah sebesar 4791 watt (4.791 kw). Kata kunci: picohydro, crossflow, CFD fluent. ABSTRACT Today the issue of energy crisis continues to grow, where renewable energy is needed in order to replace the fossil energy that is expected to run out soon, so that if there is no renewable energy then man will lack energy. One of the renewable energy development efforts is with the development of a water
Energi listrik dikenal dengan sumber energi primer dan dibangkitkan melalui suatu pembangkit, pemanfaatan tenaga air skala kecil disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, PLTMH hanya mampu menghasilkan 10 – 150 kW, penelitian ini menggunakan turbin air tipe spiral, dipilih turbin tersebut karena cocok diterapkan pada flow head yang rendah. Tujuan penelitian tersebut yaitu mengetahui kecepatan putaran turbin (rpm) yang paling optimal dari perbandingan perbedaan kecepatan putaran (rpm) turbin spiral dari hasil variasi sudu 2, variasi sudu 3 dan variasi sudu 4 dengan menggunakan signifikasi 0,05. Metode penelitian ini menggunakan studi eksperimen dan analisa statistik ANOVA satu arah dan dilakukan uji lanjut fisher LSD (BNT), studi eksperimen dilakukan mulai dari pembuatan variasi sudu, pengujian variasi sudu 2, 3, 4 untuk mendapatkan data kecepatan putaran turbin yang diterapkan pada prototype PLTMH dan dilanjutkan analisis statistik. Hasil uji lanjut fisher LSD dengan membandingkan ketiga variasi sudu dapat disimpulkan kecepatan putaran turbin yang paling optimal terdapat pada variasi sudu 3 dengan rerata 156,33 rpm.Kata kunci: variasi sudu, anova, fisher LSD, rpm
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.