Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antibakteri infusa daun lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) pada bakteri Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumonia. Penelitian ini dilakukan dengan metode difusi sumuran untuk menguji aktivitas antibakteri infusa daun lidah buaya pada konsentrasi 20, 40, dan 60% sebagai antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pneumonia. Aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening di sekitar sumuran. Infusa daun lidah buaya pada konsentrasi 60% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeroginosa yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening sebesar 16,5 mm, bakteri Salmonella typhi sebesar 34 mm, dan Staphylococcus aureus sebesar 15 mm. Infusa daun lidah buaya pada konsentrasi 60% tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pneumonia yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya zona bening di sekitar sumuran. Oleh karena itu, infusa daun lidah buaya dapat digunakan sebagai agen antibakteri bakteri patogen Pseudomonas aeroginosa, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus
Diabetes melitus (DM) adalah kelompok penyakit yang ditunjukkan dengan adanya kelainan metabolik heterogen yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia. Penggunaan obat antidiabetes dapat menimbulkan adverse drug reaction terutama pada geriatri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian adverse drug reaction antidiabetes pada geriatri di Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data pasien secara concurrent. Penelitian dilakukan di Kota Bengkulu. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 pasien geriatri dengan diabetes melitus yang mendapat obat antidiabetik serta bersedia mengisi kuesioner algoritma naranjo. Hasil penelitian berdasarkan penilaian kausalitas dengan menggunakan algoritma naranjo persentase kejadian ADR pada pasien geriatri dengan diabetes melitus adalah 12,3% dengan derajat kepastian probable (besar kemungkinan) dan 26,2% possible (mungkin). Farmasis dapat berperan dalam identifikasi ADRs melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap ADRs pada pasien geriatri.
Background: Infectious diseases are diseases caused by pathogenic bacteria such as Streptococcus pyogenes bacteria. This bacterium is a gram-positive, cocci-shaped chain that infect the respiratory tract. As a result of irrational use of antibiotics is causing bacterial resistance. Utilization of plants used in traditional medicine as an alternative by some people. Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) is a plant that can be used as a traditional medicine can be found easily in Indonesia. Binahong is one of the medicinal plants are thought to have antibacterial effects.
Kadar glukosa darah adalah jumlah kandungan glukosa yang ada pada plasma darah. Pengukuran kadar glukosa darah puasa merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi penyakit diabetes melitus pada seseorang. Bengkuang memiliki serat larut air yang dapat memperlambat absorpsi glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Lobak putih memiliki kesamaan jenis dengan bengkuang yaitu merupakan jenis tanaman umbi yang diharapkan memiliki efek yang sama dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perasan lobak putih dan bengkuang terhadap kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan sebagai model diabetes. Mencit dibagi menjadi 8 kelompok dengan pembagian secara random dan dipuasakan selama 8 jam, pada hari ke–0 diukur kadar glukosa darahnya sebagai kadar glukosa darah awal. Kelompok I sebagai kontrol normal yang tidak diberi induksi aloksan dan diberi aquades. Pada kelompok II-VI, mencit diinduksi aloksan dengan dosis 200 mg/kg BB secara intraperitoneal. Setelah aloksan diinduksikan, diukur kadar glukosa darah mencit pada hari ke-3. Setelah didapati kadar glukosa darah mencit yang tinggi, kelompok mencit II diberi aquades, kelompok III diberi glibenklamid 0,013 mg/20 gBB mencit, kelompok IV diberi perasan lobak putih 0,1 ml/20 gBB, kelompok V diberi perasan lobak putih dan bengkuang 2:1, kelompok VI diberi perasan lobak putih dan bengkuang 1:1, kelompok VII diberi perasan lobak putih dan bengkuang 1:2, kelompok VIII diberi perasan bengkuang 0,1 ml/20 gBB. Pemberian perasan lobak putih dan bengkuang dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused byMycobacterium tuberculosis that can invade the lungs as a primary infection which is a major health problem in developing countries. The purpose of this study to identification Acid Resistant Bacteria in patients with symptoms of tuberculosis in the region Ngronggot health center, district Nganjuk. This type of study was a descriptive study. The sample in this study is the sputum of patients with suspected tuberculosis. The study was conducted in district health centers Nganjuk Ngronggot on May 14 to June 30, 2012 were 116 patients with symptoms of cough for more than three weeks and gained 7.76% or 9 people who suffer from tuberculosis with positive sputum smear examination. And the obtained results of 92.24% or 107 people with negative sputum smear examination.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.