Background: The transition from childhood to adulthood is the stage of adolescence. This period is marked by a number of biological, cognitive, and emotional changes (Muljati et.al, 2016). Menstruation experienced by young women every month and consumption patterns that sometimes go on a diet so that less iron intake can meet their needs can cause anemia (Martini, 2015). According to Riskesdas data (2018), the prevalence of anemia in Indonesia is 48.9% with the proportion of anemia in the age group of 15-24 years and 25-34 years (Kemenkes RI, 2018). According to the Depok City Health Profile in 2017 the prevalence of anemia in adolescent girls was 34.5% of adolescent girls who had anemia (Depok City Health Office Profile 2017). The purpose of this study: to determine the relationship between knowledge and attitudes of young women and exposure to information media on anemia prevention behavior. Method: This quantitative analytic study uses a cross sectional research design. The number of samples was 81 people at SMA Muhammadiyah 04 Depok. The results obtained by adolescents aged ≤16 years were 52 (64.2%) and> 16 years 29 (35.8%). 54 respondents (66.7%) lacked knowledge, 31 (38.3%) respondents had poor attitudes and 60 (74.1%) respondents had less media exposure to information media. Statistical test results on knowledge about anemia (p=0.621, p>0.05), attitudes toward anemia prevention (p=0.432, p>0.05) and media exposure to information about anemia prevention (p=0.796, p>0.05), it can be concluded that there is no significant relationship. Through health promotion about anemia prevention in adolescents expected to improve physical health and reproductive maturity of adolescent.
Jumlah penderita dan luas daerah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) semakin bertambah seiring dengan meningkatanya mobilitas dan kepadatan penduduk, terutama di daerah tropis dan subtropis. Tahun 2017 didapatkan data bahwa di Propinsi Jawa Barat, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 3.538 kasus dengan incidence rate sebesar 7,37 per 100.000 penduduk, termasuk kasus meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 21 kasus dengan CFR 0,59%. Data kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Depok tahun 2016 meningkat dari tahun sebelumnya, dimana ditemukan sebanyak 2.827 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), meninggal sebanyak 7 orang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan sanitasi lingkungan dan tindakan pencegahan dengan kejadian DBD (demam berdarah dengue) di Kecamatan Tapos, Kota Depok. Desain studi pada penelitian ini adalah cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Sampel penelitian berjumlah 210 keluarga di Kecamatan Tapos, Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang tidak mengalami kejadian DBD memiliki sanitasi lingkungan yang baik, sebanyak 104 responden (67,10%) dengan p value sebesar 0,58 (p value > 0,05) artinya tidak ada hubungan signifikan antara sanitasi lingkungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada variabel tindakan pencegahan, sebagian besar responden yang tidak mengalami kejadian DBD juga memiliki tindakan pencegahan yang baik, yaitu 80 responden (70,18%) dengan p value sebesar 0,18 (p value > 0,05) artinya tidak ada hubungan signifikan antara tindakan pencegahan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue.
ABSTRAKNyeri merupakan penyakit yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang, salah satu nyeri yang dapat menyebabkan kecacatan dan dapat menyebabkan masalah dalam kesehatan adalah Nyeri punggung bawah atau Low back pain. Menurut WHO 2013 Low back pain merupakan diagnosis untuk suatu penyakit namun merupakan nyeri yang dirasakan di area yang terkena bervariasi lama terjadinya nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis faktor determinan keluhan Low back pain pada guru MTsN 1 Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dimana jumlah populasi sebanyak 76 responden guru. Uji statistik yang digunakan adalah chi square. Faktor yang berhubungan adalah variabel lama duduk dengan p-value 0,024 dan variabel posisi kerja dengan p-value 0,016 faktor yang tidak berhubungan adalah variabel usia dengan p-value 0,344, variabel jenis kelamin dengan p-value 0,118, variabel masa kerja dengan p-value 0,108 dan kebiasaan merokok dengan p-value 1,000 berdasarkan hasil analisis multivariate didapatkan OR = 4,125 yang menunjukan responden yang bekerja dengan waktu duduk yang lama memiliki peluang 4,125 kali mengalami risiko keluhan low back pain. Maka dari itu variabel yang paling dominan adalah lama duduk berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 76 guru MTsN 1 Tangerang Selatan. Disimpulkan bahwa dari total 76 responden terdapat 63 responden (82,9%) mengalami keluhan low back pain ringan-sedang dan 13 responden (17,2%) mengalami keluhan low back pain parah – sangat tersiksa dan variabel yang paling dominan adalah variabel lama duduk. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dan pemahaman bagi guru di MTsN 1 Tangerang Selatan dan dapat menggunakan waktu kosong saat jam kerja dengan merenggangkan otot tubuh. Kata kunci: Low back pain, Posisi Kerja, Lama Duduk dan Guru
Background: The total infant mortality rate (IMR) in Indonesia shows that the infant mortality rate in Indonesia is still relatively high when compared to ASEAN member countries, which is 4.6 times higher than Malaysia, 1.3 times more. Purpose: Analyzing the causative factors and indications for high-risk events and to analyze the increased understanding of mothers about high-risk neonates. Methods: The research was conducted in 2 stages, with quantitative research methods. In the first phase, a survey was conducted of 100 mothers who have babies and toddlers in the Pamulang Puskesmas working area. In the second phase of research, with a participatory approach, namely the provision of health education about High Risk neonates. The research design was a quasi experiment with non-equivalent control group design with pre test and post test design. A total of 27 samples were taken using purposive sampling technique. The data were processed using the Willcoxon test. Results: In this study, the results obtained were p value 0.011 (<0.05), which means that there is a difference in understanding between the pretest and posttest, there has been an increase in the average value of respondents' knowledge about high-risk neonates after health education. The mean value of maternal knowledge increased from 25.8 when the pre-test was conducted to 27.4 at the post-test. Conclusion: There are changes when after health education is carried out, the community can understand well the material providedSuggestion: health institution to increase understanding of pregnant women and mothers who have babies and toddlers in a more innovative and participatory way about the factors that cause high risk neonates and indications of high risk neonates in mothers. For the community, it can increase knowledge and insight as a reference in order to prevent the occurrence of high risk neonates in pregnant women and mothers who have babies and toddlers. Keywords: Participatory Approaches, High-Risk Neonates, Mother's Understanding ABSTRAK Latar Belakang: Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menunjukan bahwa tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab serta indikasi kejadian berisiko tinggi serta menganalisis peningkatan pemahaman ibu mengenai neonatus berisiko tinggi.Metode: Penelitian dilakukan dengan 2 tahap, dengan metode penelitian kuantitatif. Pada tahap pertama dilakukan survey terhadap ibu yang memiliki bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, berjumlah 100 ibu. Pada penelitian tahap kedua, dengan pendekatan partisipatif yaitu pemberian pendidikan kesehatan mengenai neonatus Risiko Tinggi. Rancangan penelitian adalah quasi experiment dengan desain Non-equivalent Control Group Design with pre test dan post test design. Sampel diambil sebanyak 27 sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling data diolah menggunakan Uji Willcoxon. Hasil: Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa diperoleh p value 0,011 (<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan pemahaman antara pretest dan posttest, telah terjadi peningkatan nilai rata-rata pengetahuan responden mengenai neonatal risiko tinggi setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Nilai rata-rata pengetahuan ibu mengalami kenaikan dari 25,8 saat pre-test dilakukan menjadi 27,4 saat post-test.Kesimpulan:Terdapat perubahan pada saat setelah dilakukan pendidikan kesehatan, masyarakat dapat memahami dengan baik dari materi yang diberikan.Saran : bagi instansi kesehatan agar dapat meningkatkan pemahaman ibu hamil serta ibu yang memiliki bayi dan balita dengan cara yang lebih inovatif dan partisipatif tentang faktor penyebab kejadian neonatus risiko tinggi maupun indikasi kejadian neonatus risiko tinggi pada ibu. Bagi Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan sebagai acuan agar dapat mencegah terjadinya kejadian neonatus risiko tinggi pada ibu hamil serta ibu yang memiliki bayi dan balita. Kata Kunci : Pendekatan Partisipatif, Pemahaman Ibu, Neonatus Risiko Tinggi
Teenagers in their growth and development are at risk for health problems, one of which is deviant sexual behavior. Deviant sexual behavior is a behavior that can have a negative impact on the perpetrators, unwanted pregnancy, sexually transmitted diseases, and abortion. This study aimed to analyze the relationship of mother role in mother-child communication with sexual behavior of girls SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang. Method : This research used cross sectional research design . Sampling technique used Proportional random sampling class X and XI with a large sample of 170 girls aged 16-19 years. Research instrument in the form of questionnaire. Instrument validity test is done using Pearson Product Moment . Test reliability used the Alpha formula . Statistical test of dependent and independent variables to used Spearman correlation with the level of gnifikasi 0.05. Statistical test results obtained ρ = 0.001 and r = 0.255, so it can be concluded that there is a significant relationship between the role of the mother in mother-child communication with the sexual behavior of young women in SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang with low link strength. Suggestion for the next researcher should use interview method aarrange good instrument in collecting data to get more accurate data and get better result.ABSTRAKRemaja dalam pertumbuhan dan perkembangannya adalah suatu kelompok berisiko terhadap masalah kesehatan, perilaku seksual merupakan salah satu keadaan menyimpang. Perilaku sseksual menyimpang suatu tanda perilaku yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi remaja , yaitu seksual pra nikah, aborsi dan penyakit menular seksual. pada remaja sering dikatakan pergaulan yang bebas sehingga komunikasi dengan orang tua yaitu ibu tidak optimal Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran ibu dalam komunikasi ibu-anak dengan perilaku seksual pada remaka putri di SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang . Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional random sampling kelas X dan XI usia 16-19 tahun dengan besar sampel sebanyak 170 remaja. Instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner. Uji validitas instrumen dilakukan menggunakan Pearson Product Moment. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha. Uji statistik variabel dependen dan independen menggunakan Korelasi Spearman dengan taraf signifikasi 0,05. Hasil uji statistik diperoleh ρ=0,001 dan r=0,255,dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran ibu dalam komunikasi ibu-anak dengan perilaku seksual remaja putri di SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang dengan kekuatan hubungan rendah. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan metode wawancara dan menyusun instrument yang baik dalam pengumpulaen data agar diperoleh data yang lebih akurat dan mendapatkan hasil yang sesuai
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.