Tulisan ini mencoba menganalisa bagaimana pengaruh aktifitas pada media sosial instagram dalam aktifitas keseharian, perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 saat ini, memberikan dampak yang berpengaruh pada semua aspek kehidupan, dengan berbagai macam dampak yang dihadapi, baik positikf maupun negatif. Salah satu dampak negatif dengan adanya interaksi di media sosial, yaitu munculnya Cybercrime. Cybercrime merupakan sebuah tindakan kriminalyang dilakukan dengan menggunakan tegnologi komputer berupa internet sebagai alat kejahatan utamanya, dan merupakan bentuk aktifitas kejahatan yang melanggar hukum. Salah satu model cybercrime adalah cyberbullying. Cyberbullying merupakan perilaku dan perlakukan yang dilakukan dengan sengaja yang bertujuan untuk mempermalukan, menakut-nakuti, melukai perasaan bahkan mampu menimbulkan kerugian terhadap seseorang yang dianggap lemah melalui media internet. Perilaku tersebut tidak asing lagi ditemui di media sosial, salah satunya adalah instagram yang saat ini merupakan salah satu media sosial dengan pengguna terbanyak ke-2 di dunia. Cyberbullying rentan terjadi pada generasi muda, dengan berbagai macam kasus yang sudah ditemuai hingga mengakibatkan korbanya, depresi hingga bunuh diri. Tulisan ini merupakan analisis yang berdasar dari wacana dan fenomena-fenomena kejahatan internet melalui media sosial instagram, serta dikaji dengan berbagai literatur. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menelaah cyberbullying yang sudah terjadi supaya memperoleh gambaran secara spesifik dari fenomena kejahatan di internet atau cybercrime. Hasil telaah yang didapat, diketahui bahwa cyberbullying benar-benar berpengaruh terutama pada generasi muda berdasarkan fenomena yang merujuk dari statistik pengguna internet berdasar usia dengan statistik cyberbullying yang telah terjadi dari media sosial. Dengan hasil telaah didapati cukup banyak efek negatifnya sebagaimana menjadi korban cyberbullying, sehingga melalui tulisan ini akan menguraikan dampak negatif serta akan memberikan solusi dengan harapan orang tua, serta para pendidik baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat juga penegak hukum dapat berupaya aktif mensosialisasikan dampak dari bahaya cyberbullying supaya tindakan tersebut dapat diputus mata rantai penyebaranya, sehingga tidak ada lagi korban dan orang yang dirugikan melalui aktifitas di media sosial khususnya instagram.
Era pandemi Covid-19 yang saat ini tengah melanda berbagai belahan dunia, telah membuat berbagai sektor lembaga mengalami kecemasan. Hal ini menimbulkan berbagai kekhawatiran yang diperkuat pula dengan berbagai berita yang hadir silih berganti. Beberapa cara menghindari pandemi Covid-19 ini dengan menggunakan masker, selalu mencuci tangan, menggunakan handsanitizier, dan melakukan jaga jarak atau social distancing. Selain hal tersebut, work from home turut menjadi salah satu acuan yang diterapkan pemerintah agar para pegawai bekerja dari rumah. work from home pada akhirnya sampai kepada perpustakaan, yang mana pustakawan tidak dapat datang secara langsung ke perpustakaan untuk bertatap muka, melayani pemustaka secara offline, dan lain sebagainya. Akibat hal ini, perpustakaan harus membuat suatu inovasi layanan dalam rangka tetap melakukan penyebaran informasi dan pelayanan yang biasa dilakukan secara offline. Terlebih pada perpustakaan perguruan tinggi yang melayani berbagai macam mahasiswa, dosen dan lain sebagainya. Layanan yang semula bersifat offline, kini mulai berubah menjadi layanan daring sehingga perpustakaan tetap dapat melayani para pemustaka tanpa perlu bertatap muka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi layanan apa saja yang diberikan perpustakaan perguruan tinggi selama era pandemi Covid-19 ini berlangsung, terutama pada perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan studi kepustakaan (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga perpustakaan perguruan tinggi ini melakukan inovasi layanan agar dapat digunakan secara daring oleh para pemustaka. sehingga mareka dapat mengakses koleksi perpustakaan kapan dan dimana saja. Memanfaatkan media sosial seperti Instagram perpustakaan memberikan informasi-informasi mengenai layanan mereka kepada pemustaka sehingga pemustaka tidak perlu khawatir ketinggalan informasi. Mereka hanya perlu untuk melihat feed yang diberikan oleh perpustakaan secara Up To Date.
The purpose of this study was to determine the relationship between reading habits and critical thinking skills of students in elementary school. The practice of reading has an impact on the increase of one's knowledge and also on the ability to think critically.This study used quantitative research with the correlational analysis method. The research targets are 50 students in SDN Batu Ampar 09 East Jakarta grade 3. The study was conducted from November 2022 to July 2023 in the even semester of the 2022/2023 school year. In this study, non probability sampling techniques with saturated sampling techniques were used. The results of this study showed the value of r count is 0.618 while r table is 0.288 at the 5% significance level. Therefore, the null hypothesis (h0) is rejected, while the research hypothesis (h1) is accepted, meaning that there is a positive who have level interpretations moderate or sufficient correlation between reading habits and critical thinking skills The results of this study can be used as a reference for the development of learning strategies in primary schools.
<p>Tulisan ini membahas bagaimana sistem klasifikasi perpustakaan yang baik dan bersumber dari hasil pemikiran Berwick Sayers dan Mary Mortimer, kemudian dilakukan komparasi serta dilihat kerelevansian atas hasil pemikiran tersebut. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis dilakukan secara deksriptif komparatif. Berwick Sayers dan Mary Mortimer telah dikenal banyak memunculkan pemikiran-pemikiran dan menghasilkan karya-karya salah satunya tentang sistem klasifikasi perpustakaan. Dari hasil komparasi pemikiran yang telah dilakukan tentang sistem klasifikasi perpustakaan, terdapat empat hal perbedaan yang mendasar diantara kedua tokoh tersebut. Perbedaan tersebut terletak pada 1) Bentuk klasifikasi yang baik itu adalah yang mudah digunakan, pernyataan tersebut secara tegas diberikan oleh Mary Mortimer, karena baik versi pustakawan belum tentu baik versi pemustaka, sehingga akan berbeda hasilnya, namun yang mudah digunakan bagi pemustaka, sudah pasti baik bentuk klasifikasinya, sedangkan Berwick Sayers tidak memberikan pernyataan yang menegaskan namun hanya menjelaskan perihal klasifikasi yang baik, 2) Notasi yang sederhana vs notasi yang spesifik, 3) Memiliki tabel geografis, 4) Alfabetis vs sistematis. Dan didapat pula empat persamaan yaitu 1) Meliputi seluruh bidang ilmu pengetahuan, 2) Mampu mengakomodasi subjek dan notasi ilmu pengetahuan yang baru, 3) Melakukan pengembangan pada ilmu pengetahuan baru, dan 4) Mempunyai suatu badan pengawas.</p>
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendayagunaan arsip film melalui kegiatan pemutaran film keragaman lokal konten budaya Jawa DIY yang dilakukan oleh Grhatama Pustaka Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan studi kepustakaan (library research). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendayagunaan arsip film melalui kegiatan pemutaran film keragaman lokal konten budaya Jawa DIY pada Grhatama Pustaka memberikan pengaruh positif dalam melestarikan nilai budaya dan sejarah melalui film, perkenalan budaya dan sejarah dilakukan dengan cara yang cukup berbeda yaitu dari adanya film dokumenter. Hal itu tercermin dari sikap dan perilaku pemustaka yang memberikan feedback secara langsung, baik dari segi film yang menambah wawasan, pengetahuan baru perihal budaya, sejarah serta pariwisata yang telah terjadi yang mungkin belum familiar bagi para pemustaka, dan adanya komentar terkait durasi film yang dirasa singkat sehingga menjadi ketertarikan tersendiri bagi pemustaka untuk ingin menonton film dokumenter lainnya serta statistik pengunjung yang menyaksikan pemutaran film dokumenter kian naik dan bertambah. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan lebih memperbanyak koleksi film dokumenter lainnya, sehingga film lama tidak hanya sekedar menjadi arsip saja tapi dapat didayagunakan kembali sehingga kebermanfaatannya terasa, dan diharapkan untuk lebih mempromosikan, memperkenalkan kegiatan pemutaran film, semakin memperluas jaringan kerjasama agar dapat menjalin hubungan dengan pihak-pihak tertentu terkait pemutaran film dokumenter, agar karya yang dihasilkan jangka waktu penggunaan atau pemanfaatannya dapat dirasakan lebih lama dan dijangkau oleh lebih banyak orang lagi terutama generasi berikutnya di masa depan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.