Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil yang dapat sangat beresiko lebih cepat dalam penularan penyakit TB. Kasus TB anak di antara kasus baru Tuberkulosis Paru di kota Tangerang Selatan yang tercatat sebesar 8,33% menduduki peringkat ke-3 di Provinsi Banten menunjukkan bahwa penularan kasus Tuberkulosis Paru BTA Positif kepada anak cukup besar. Sedangkan angka kematian akibat penyakit TB selama pengobatan sebanyak 19 orang (sama dengan jumlah kematian TB di Kabupaten Serang) menduduki peringkat 4 di provinsi Banten. Salah satu upaya pencegahan penularan TB melalui kontak antar anggota keluarga adalah dengan melakukan edukasi tentang penyakit TB dalam hal gejala, penularan dan pencegahan penyakit TB melalui PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) melalui media poster maupun leaflet serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan masker kepada keluarga pasien TB di Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan responden tentang peningkatan pengetahuan penyakit TB (71,4%), mekanisme penularan penyakit TB (71,4%), pengobatan penyakit TB (80%) dan cara pencegahan TB dengan PHBS (100%) dengan rata-rata total peningkatan pengetahuan sebesar 80,7%. Diharapkan peningkatan kualitas hidup bersih dan sehat dalam upaya pencegahan penularan TB akan semakin meningkat untuk kualitas hidup yang lebih baik dalam bidang kesehatan.
Dermatitis kontak iritan merupakan penyakit kulit yang menimbulkan reaksi peradangan non imuniologi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor eksogen maupun faktor endogen. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan dermatitis kontak iritan pada pekerja laundry di kecamatan cipondoh kota tangerang tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh dengan menggunakan Kuesioner kepada 50 pekerja. Teknik pengambilan sampel ini dengan menggunakan Metode Total Sampel Sampling. Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa yang memiliki hubungan yang signifikan antara lama kontak Pvalue=0,031, Penggunaan APD Pvalue=0,035, Pengetahuan Pvalue=0,034 dengan Dermatitis Kontak Iritan. hasil yang tidak memiliki hubungan antara Usia Pvalue=0,240, Personal Hygiene Pvalue= 0,348, Masa Kerja Pvalue=0,467, Riwayat Penyakit Kulit Pvalue=0,234 dengan Dermatitis Kontak Iritan. Saran yang diberikan peneliti adalah bagi pemilik laundry agar melakuakan pengurangan membatasi waktu kerja perhari dan memberikan penyuluhan, bagi pekerja agar mengunakan APD dan melepaskan sarung tangan dengan baik & benar, bagi penelitian berikutnya agar melakukan uji tempel. Kata Kunci: Dermatitis Kontak Iritan, Pekerja Laundry
ABSTRACT Smoking behavior at Junior High School area especially at Panongan Subdistrict has been apprehensive about enough. The study head for analyze the correlation between smoking behavior with used Lawrence Green Theory. The study used Cross Sectional Design that be supported with qualitative approach. There were 230 respondents and 6 informan to indepth interview. The result showed that smoking behavior more on boys students that have negative attitude and simple access to the cigarette, they have bad family and bad friends too. There was a significant correlation are age (p value = 0.044), sex (p value = 0.000), attitude (p value = 0.000), access (p value = 0.000), family interaction (p value = 0.006) and peer group (p value=0.000) to the smoking behavior. Meanwhile there wasn’t correlation in knowledge and school’s regulation. Access was the most important factor that influenced smoking behavior. There wasn’t specific regulation about smoking prohibition at school and there wasn’t socialization about regulation from Tangerang district to the junior high school at Panongan Subdistrict. Keywords: Cigarettes, Students, Cigarette Advertisement, School’s Regulation
ABSTRAK Anak usia dini sangat membutuhkan zat gizi makro dan mikro untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya. Tahapan ini, energi untuk aktifitas anak usia dini dan perkembangan otak serta pertumbuhan sel menjadi pertimbangan dalam pemberian makanan pada anak usia dini. Metode kegiatan terdiri dari brainstorming, edukasi gizi dan kesehatan, pratek pengolahan makanan untuk anak usia dini, dan pendampingan. Kegiatan diatas diikuti oleh ibu siswa/i dari 8 PAUD di Kecamatan Kebayoran Baru. Mitra kegiatan Himpaudi Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Tahap praktek pengolahan makanan anak usia dini dilakukan di laboratorium gizi FIKes UHAMKA. Tahap pendampingan PMB di salah satu PAUD. Hasil kegiatan, pengenalan kebutuhan dan kecukupan gizi anak usia dini dilakukan di PAUD dengan pelaksanaan Program Makan Bersama (PMB). PMB dilaksanakan setiap minggu pada hari Jum’at. Pelaksanaan PMB ini, siswa/i makan bersama-sama di PAUD. Makanan dimasak dan disediakan oleh ibu-ibu siswa/i PAUD. PMB ini dapat menjadi wadah untuk pengenalan pentingnya makanan yang bergizi, pentingnya sarapan, pentingnya makan sayur dan buah pada siswa/i PAUD. Namun ibu siswa/i yang menjadi pelaksana PMB harus memiliki pengetahuan gizi anak usia dini yang baik, sehingga makanan yang disajikan tidak menggunakan bahan tambahan pangan yang tidak sehat, tidak menggunakan mie instan, atau makanan yang berlemak tinggi. Sosialisasi makanan yang memenuhi prinsip gizi seimbang dan bervariasi.Kata Kunci: anak usia dini; edukasi, gizi; makan; nutrisi Application of "Health Eating" in the Implementation of Joint Eating Programs in PAUDABSTRACT Early childhood children need macro and micro nutrient for their growth and development process. The energy used for activities, brain development, and cells growth was considered in giving children's food. The activity method comprised brainstorming, nutritional and health education, and food processing for early childhood children practice, and accompaniment. Those activities were joined by the students' mother of 8 early childhood children educations (PAUD) in Kebayoran Baru, South Jakarta, partnered by HIMPAUDI (PAUD Educator and Teacher Association) Kebayoran Baru, South Jakarta. The food processing practice was performed in UHAMKA Health Sciences Faculty nutritional laboratory. Eat Together Program (PMB) accompaniment was done in one of the PAUDs. The activities result was the introduction to nutrition need and adequacy of children in PAUD through PMB. PMB, performed every Friday, brought PAUD children to eat together in their school. The food was cooked and served by students' mother who should have nutritional knowledge for early childhood children so the food didn't use unhealthy additive substances, instant noodle, or high fat food. PMB can be a mean to introduce the importance of nutritional food, breakfast, and fruits and vegetables to the children. Socialization of balanced and variated nutrition principle food. Keyword: early childhood children; education; eat; nutrition; nutrient.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.