Hiperurisemia merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mengobati hiperurisemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihiperurisemia fraksi ekstrak etanol daun belimbing wuluh yang terdiri dari fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan pada mencit hiperurisemia. Mencit terdiri dari 6 kelompok (normal, kontrol negatif, kontrol positif (allopurinol), fraksi n-heksan, fraksi air, dan fraksi etil asetat dosis 100 mg/kgBB). Mencit diinduksi hiperurisemia dengan makanan diet purin tinggi (MDPT). Fraksi diberikan secara peroral satu kali sehari selama 14 hari. Kadar asam urat diukur pada hari ke-15 dengan fotometer klinik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian fraksi ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang terdiri dari fraksi n-heksan, fraksi air, dan fraksi etil asetat dapat menurunkan kadar asam urat mencit hiperurisemia secara signifikan (sig < 0,05), dimana aktifitas antihiperurisemia yang paling baik ditunjukkan oleh fraksi etil asetat daun belimbing wuluh.
Diabetes merupakan sindrom yang disebabkan oleh kekurangan insulin secara relative dan atau absolut. Diabetes mellitus tipe 2 lebih disebabkan oleh kerusakan sekresi insulin dan resistensi insulin daripada defisiensi insulin. Diabetes mellitus komplikasi nefropati dapat memicu kegagalan fungsi ginjal. Pengobatan yang rasional mengharuskan pasien diabetes mellitus (DM) tipe 2 komplikasi nefropati (ND) untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien yang mana dapat dipantau dengan indikator 4T+1W. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kerasionalan penggunaan obat antidiabetes pada pasien DM tipe 2 komplikasi ND rawat inap RSUP DR.M.Djamil padang. Studi prospektif dengan metode cross sectional menggunakan data rekam medis dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 32 pasien, yang memenuhi kriteria inklusi hanya 20 pasien (62%). Pembagian pasien berdasarkan jenis kelamin mendapati 13 pasien (56%) pasien wanita lebih banyak dibandingkan dengan pasien pria hanya 6 pasien (44%) dan rentang umur yang paling banyak menderita penyakit tersebut adalah lansia akhir dengan 8 pasien (40%) serta tingkat pendidikan pasien yang banyak adalah sekolah menengah atas (SMA) yaitu 12 pasien (60%). Hasil evaluasi penggunaan obat antidiabetes dan antihipertensi pada rumah sakit tersebut mendapati 100% tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan telah waspada terhadap efek samping. Sedangkan kajian ketepatan dosis terhadap obat antidiabetes dan antihipertensi sebesar 57% dan 90%. Pada penelitian ini ditemukan adanya ketidaktepatan regimen dosis.
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang terjadi karena kelainan insulin, kerja insulin atau keduanya. Keberhasilan dari suatu tindakan atau terapi mempengaruhi kualitas hidup pasien DM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kualitas hidup terkait kesehatan pasien DM tipe 2 di puskesmas Andalas Kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan deskriptif menggunakan metode cross sectional. Pengambilan data bersifat prospektif dengan menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. Sebanyak 50 pasien memenuhi kriteria inklusi dan diikutkan ke dalam penelitian ini. Hasil untuk kategori permasalahan yang paling dominan adalah dimensi rasa nyeri/tidak nyaman pada level 2 sebesar 76%, berikutnya level 1 untuk dimensi perawatan diri, aktivitas biasa, kemampuan berjalan dan rasa cemas/depresi berturut-turut adalah 96%, 78%, 68% dan 58%. Gambaran kesehatan pasien yang tertera dalam VAS (Visual Analog Scale) paling besar adalah skor 80 (46%). Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup terkait kesehatan pasien DM tipe 2 adalah tinggi (36%) dan rata-rata skor VAS (Visual Analog Scale) pasien memiliki nilai kesehatan “hari ini” pada kategori baik (92%).
Penyakit metabolik akibat adanya kelainan insulin, kerja insulin atau keduanya yang dikenal dengan istilah diabetes melitus (DM) tipe 2 menyebabkan komplikasi mikrovaskular salah satunya penyakit gagal ginjal kronik. Penatalaksanaan farmakologi untuk kondisi ini berpotensi menimbulkan kejadian masalah terkait obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi masalah terkait obat pada penggunaan obat antidiabetes dan antihipertensi pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi gagal ginjal kronik di rawat inap RSUP DR. M. Djamil Padang periode Januari-Desember 2021. Jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif menggunakan metode cross sectional dan pengambilan data bersifat retrospektif. Masalah terkait obat di identifikasi berdasarkan klasifikasi Pharmaceutical Care Network Europe V.05 (PCNE). Hasil evaluasi masalah terkait obat terhadap 23 pasien terdapat dua kategori masalah terkait obat yang teridentifikasi yaitu masalah interaksi obat potensial sebanyak 35 kejadian (59%) dan masalah dosis atau frekuensi terlalu tinggi sebanyak 24 kejadian (41%). Berdasarkan hasil penilaian dan identifikasi masalah terkait obat, maka perlu adanya pencegahan dan manajemen masalah terkait obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan gagal ginjal kronik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.