COVID-19 merupakan penyakit menular yang cepat menyebar. Di Indonesia terdapat jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 1.863.031 sedangkan di Provinsi Jambi 108 kasus per tanggal 07 Juni 2021. Cuci Tangan Pakai Sabun dapat mencegah penularan COVID-19 di kampus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada mahasiswa Universitas Jambi selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi Cross-Sectional. Jumlah Sampel yang digunakan sebanyak 106 mahasiswa yang dipilih menggunakan teknik Multistage Sampling. Berdasarkan hasil uji statistik, hubungan pengetahuan dan sarana prasarana dengan perilaku CTPS masing-masing memiliki nilai p-value sebesar 0,191 dan 0,804 (p > 0,05) sedangkan untuk hubungan sikap dan dukungan teman sebaya dengan perilaku CTPS memiliki nilai p-value sebesar 0,030 dan 0,000 (p < 0,05). Pengetahuan dan sarana prasarana tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku CTPS, sedangkan sikap dan dukungan teman sebaya memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku CTPS.Kata Kunci: Mahasiswa, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), COVID-19.
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun terutama di negara yang sedang berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan jenis lantai rumah dan jenis dinding rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Plumbon. Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 43 responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Acidental Sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara langsung kepada responden dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 62,8% responden yang mempunyai balita menderita pneumonia, 44,2% responden yang memiliki jenis lantai rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan terdapat 51,2% resespon yang memiliki jenis dinding rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian pneumonia pada balita (p = 0,010 < 0,05) dan ada hubungan antara jenis dinding rumah dengan kejadian pneumonia pada balita (p = 0,008 < 0,05) di wilayah kerja Puskesmas Plumbon. Kesimpulan dari dua variabel ada hubungan antara jenis lantai rumah dan jenis dinding rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Plumbon.Kata Kunci: Lantai, Dinding, Pneumonia, Balita
Tingginya prevalensi penyakit tidak menular merupakan beban yang sedang dihadapi di setiap negara. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi dalam membantu mengontol permasalahan kesehatan di masyarakat khususnya Penyakit tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan dan hambatan melakukan pemberdayaan di daerah semi perkotaan. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Subjek penelitian ini adalah masyarakat terutama kader kesehatan lansia dan para stakeholder di Padukuan Samirono. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tantangan dalam pemberdayaan di daerah semi perkotaan meliputi 1) Tingginya mobilitas dan padat aktivitas masyarakat, 2) Sistem birokrasi yang lama dan panjang, 3) Pengalaman intervensi terdahulu oleh beberapa institusi, 4) Minimnya data kesehatan. Hambatan yang ditemui pada saat program berlangsung, yaitu: 1) kurangnya pengalaman, keterampilan dan pengetahuan serta konsep diri kader kesehatan setempat; 2) kurangnya kesadaran masyarakat 3) karakteristik sosial dan budaya (agama, kondisi ekonomi); 4) Pesan kesehatan dari media massa; 5) Kurangnya dukungan stakeholder. Tantangan dan hambatan memberikan dampak negatif terhadap keberlangsungan program promosi kesehatan. Perlunya peningkatan kapasitas oleh tenaga kesehatan dan masyarakat yang berkelanjutan. Kata Kunci : Hambatan, Tantangan Pemberdayaan Masyarakat, Semi-Urban
Health problems related to clean and healthy living habits are one of the problems that still occur in tribal communities. Based on the results of the initial survey, behavioral aspects, especially the hygiene of individual ethnic children in Pelakar Jaya village, are still lacking, especially the cleanliness of clothes and bodies. In addition, the housing environment is not clean and healthy because there are still lots of garbage scattered about. Efforts can be made to overcome this problem through education with an emotional demonstration approach regarding PHBS. This education aims to increase knowledge and practices related to personal and environmental hygiene. This community service was carried out in Pelakar Jaya Village, Pelepat District, Merangin Regency by 4 lecturers and 5 students. The results of the activity showed that there was an effect of emotional demonstration on increasing community knowledge and skills regarding Clean and Healthy Living Behaviors, especially indicators of washing hands with soap. The need for continuous socialization and monitoring by health center personnel regarding clean and healthy living habits.
Gagalnya praktik sarapan yang sehat pada remaja dikarenakan ketidaktersediaan sarapan sehat yang memenuhi gizi didorong oleh persepsi dan pengetahuan remaja dan orang tua bahwa menyajikan sarapan sehat itu membutuhkan banyak waktu, dan kurangnya motivasi remaja untuk sarapan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 92 responden dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap sedangkan variabel terikat adalah perilaku sarapan pagi dan konsumsi buah dan sayur. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan analisis data secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP N 24 sarapan setiap hari (53,3%) dan mengonsumsi buah dan sayur (54,3%). Terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku sarapan (0,027), sikap dengan perilaku sarapan (0,007), sikap dengan perilaku konsumsi buah dan sayur (0,023), tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur (0,145). Terbukti bahwa pengetahuan dan sikap mempengaruhi perilaku konsumsi sarapan. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan tentang sarapan dan buah sayur pada siswa SMP dengan pendekatan berbagai metode edukasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.