Uji fitokimia kualitatif menunjukkan biji kelengkeng mengandung senyawa bioaktif flavonoid, glikosida, saponin dan tanin, sehingga berpotensi sebagai antibakteri. Sedangkan nanokitosan, selain memiliki aktivitas antibakteri, dapat juga dijadikan penghantar obat-obatan dan ekstrak tanaman. Penelitian ini bertujuan membandingkan perbedaan efektivitas campuran nanokitosan 1% dengan ekstrak biji kelengkeng konsentrasi 80%, 60%, 40% dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pembuatan ekstrak biji kelengkeng dilakukan dengan metode maserasi dan dibuat dalam konsentrasi 80%, 60%, 40%. Adapun nanokitosan 1% dibuat dengan metode gelasi ionik. Kedua bahan tersebut dicampurkan dengan perbandingan 1:1. Uji antibakteri terhadap campuran ekstrak dan nanokitosan tersebut menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan mean daya hambat dari campuran konsentrasi 80% adalah 9.38 mm; konsentrasi 60% (8,47 mm) dan konsentrasi 40% (7,10 mm). Uji statistik one way ANOVA menunjukkan bahwa campuran yang paling efektif dalam menghambat Staphylococcus aureus terlihat pada konsentrasi 80% dibandingkan konsentrasi 60% maupun 40%, dimana p=0.000 (p<0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan pertambahan konsentrasi ekstrak biji kelengkeng meningkatkan daya hambat terhadap Staphylococcus aureus. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah kandungan senyawa aktif dari ekstrak biji kelengkeng seiring dengan pertambahan konsentrasi sehingga meningkatkan efektivitasnya dalam merusak sel Staphylococcus aureus.
Kulit Kelengkeng (Dimocarpus longan Lour) mengandung senyawa flavonoid, glikosida, saponin dan tannin, sehingga memiliki kapasitas antibakteri.Nanokitosan 1% yang dicampurkan ke dalam ekstrak tumbuhan mampu meningkatkan daya hambat pertumbuhan bakteri di rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas ekstrak kulit kelengkeng (Dimocarpus longan Lour) yang ditambahkan nanokitosan 1% dalam menghambat Streptococcusmutans pada berbagai konsentrasi, yaitu 40%, 60% dan 80%. Pembuatan ekstrak kulitkelengkeng dilakukan dengan metode maserasi dan dibuat dengan konsentrasi 40%, 60% dan 80%. Sedangkan nanokitosan 1% dibuat dengan metode gelas ionik. Kedua bahan dicampur dalam rasio 1:1, dan diuji efektivitas daya hambatnya dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan nilai mean dan standar deviasi ekstrak kulit kelengkeng pada konsentrasi 40%, 60% dan 80% dengan nanokitosan 1% adalah 6,86 ± 0,471 mm; 7,62 ± 0,533 mm dan 8,53 ± 0,395 mm. Daya hambat dengan diameter >7 mm menunjukkan antibakteri kekuatan sedang. Uji Shapiro-Wilk membuktikan bahwa data terdistribusi normal. Hasil analisis statistik dengan one way Analysis of Variance (ANOVA) menunjukkan ekstrak kulit kelengkeng (Dimocarpus longan Lour) dicampurkan dengan nanokitosan 1% paling efektif dalam menghambat Streptococcus mutans pada konsentrasi 80%, di mana p = 0,000 (0<0,05). Hal ini disebabkan adanya peningkatan konsentrasi senyawa fitokimia
Nanoparticles size can make easier for drugs to enter and react quickly to the body.In this study, nanoparticles Carica papaya L. leaf were used and combined withchitosan 1%. The aim of this study was to measure the effectiveness of thecombination of nanoparticles from Carica papaya L. leaf and chitosan 1% againstfibroblasts in the tooth socket of Wistar rats. Carica papaya L. leaf extract wasmade by maceration method and converted into a concentration of 25%, 50%, 75%and 100%, then made into nanoparticles using the nanoemulsion method. Chitosan1% was made using Na-TPP solvent using the ionic gelation method with a ratio of2:1 and after that it was mixed with nanoparticles of Carica papaya L. leaf thenmade into a gel preparation. The ANOVA statistical test shows a significant numberof p <0.05, so it can be ignored that the increase in the number of fibroblast cellsproduced by the nano gel extract is 25%, 50%, 75% and 100%, its 138, 173, 177.4and 328. Thus, the combination of 100% Carica papaya L. leaf nanoparticle extractand 1% nanocitosan was the most effective in increasing fibroblast cells on Wistarrat tooth socket.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.